Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Nasib Cuan Indomobil (IMAS) & Astra (ASII) saat Penjualan Otomotif Lesu 2024

Raupan laba PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) dan PT Astra International Tbk. (ASII) berbeda seiring dengan penjualan otomotif yang melorot 2024.
Pengunjung memadati pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memadati pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (18/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Raupan laba emiten otomotif PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) dan PT Astra International Tbk. (ASII) berbeda nasib pada 2024 seiring dengan penjualan otomotif yang melorot.

Berdasarkan Laporan Keuangan, IMAS mencatatkan laba yang diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar Rp233,73 miliar pada 2024, turun 63,04% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada 2023 sebesar Rp632,52 miliar.

Indomobil sebenarnya telah mencatatkan peningkatan pendapatan neto yang naik 1,47% yoy menjadi Rp29,31 triliun pada 2024. Kemudian, beban pokok naik 1,38% yoy menjadi Rp23,32 triliun pada 2024. Alhasil, laba kotor IMAS sebenarnya naik 1,82% yoy menjadi Rp5,99 triliun. 

Namun, sejumlah beban mengalami peningkatan. Beban penjualan IMAS misalnya naik dari Rp1,92 triliun pada 2023 menjadi Rp2,03 triliun pada 2024.

Kemudian, beban operasi lain naik menjadi Rp328,18 miliar pada 2024, dibandingkan Rp188,92 miliar pada 2023. Alhasil, laba usaha IMAS susut menjadi Rp2,76 triliun pada 2024, dibandingkan Rp2,79 triliun pada 2023.

Emiten lainnya ASII telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp34,05 triliun sepanjang 2024. Berbeda dengan IMAS, laba ASII masih bisa bertumbuh pada 2024, meskipun pertumbuhannya tipis 0,62% yoy dibandingkan 2023 sebesar Rp33,83 triliun. 

Pendapatan bersih ASII juga naik 4,53% yoy menjadi Rp330,92 triliun pada 2024, dibandingkan 2023 sebesar Rp316,56 triliun. Adapun, ASII membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp257,36 triliun per 2024, naik dari 2023 sebesar Rp243,25 triliun. 

Alhasil, laba bruto ASII naik tipis 0,33% yoy menjadi Rp73,55 triliun pada 2024, dibandingkan Rp73,31 triliun pada 2023.

Kinerja cuan IMAS dan ASII pada 2024 terjadi di tengah kondisi lesunya penjualan otomotif. Mengacu data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada periode Januari - Desember 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 865.723 unit, turun 13,9% yoy dari periode sama 2023 sebesar 1 juta unit. 

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 10,9% yoy menjadi 889.680 unit pada periode 12 bulan 2024, dibandingkan 998.059 unit pada periode yang sama 2023.

Di lantai bursa, kinerja saham IMAS dan ASII juga berbeda arah. Pada awal 2025, saham IMAS lesu. Harga saham IMAS memang menguat 3,8% pada perdagangan terakhirnya atau sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025) terparkir di level Rp820 per lembar. 

Namun, saham IMAS turun 9,39% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Sementara, saham ASII naik 2,5% pada perdagangan sebelum libur Lebaran ke level Rp4.920 per lembar. Saham ASII pun berada di zona hijau, naik 0,41% ytd.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper