Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Turun jadi US$82,63 Akibat Gencatan Senjata Israel-Hamas

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat harga minyak dunia turun menjadi US$82,63 per barel.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia tercatat turun imbas dari perundingan gencatan senjata Israel vs Hamas yang mampu meredakan kekhawatiran terhadap konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Sementara data inflasi Amerika Serikat (AS) meredupkan kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Dilansir dari Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup di angka US$82,63 per barel, mengalami penurunan senilai 1,5% atau sebesar US$1,22 per barel.

Kemudian, minyak mentah berjangka Brent untuk Juni 2024 ditutup sebesar di angka US$88,40 per barel, turun 1,2% atau sebesar US$1,10 per barel. Pada kontrak Juli 2024 yang lebih aktif berakhir di angka US$87,20 per barel, mengalami penurunan sebesar US$1,01 per barel.

Seperti diketahui, pada Senin (29/4/2024), Israel melakukan serangan udara ke Palestina ketika para pemimpin Hamas mendarat di Kairo, Mesir untuk perundingan gencatan senjata, Mesir dan Qatar sebagai mediator.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan Mesir memiliki harapan atas rencana gencatan senjata tersebut, namun harus menunggu tanggapan dari Israel dan Hamas.

Partner di Again Capital LLC John Kilduff menyampaikan terlihat premi risiko geopolitik akibat tidak adanya eskalasi baru dalam situasi Israel-Hamas.

“Anda melihat premi risiko geopolitik bocor lagi hari ini karena tidak ada eskalasi baru dalam situasi Israel-Hamas,” ujar John Kilduff, dikutip dari Reuters, Selasa (30/4/2024).

Dia juga menambahkan gencatan senjata atau pembebasan para sandera oleh Hamas mengakibatkan lebih banyak risiko.

Pasar turut mewaspadai tinjauan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) AS yang akan diputuskan pada tanggal 1 Mei 2024 mendatang. Keputusan tersebut akan menunjukkan arah dari kebijakan suku bunga bank sentral.

Analis di broker minyak PVM, John Evans mengatakan seluruh pasar akan meneliti prediksi ke depannya.

“Bahasa dan perkiraan ke depan akan diteliti oleh seluruh pelaku pasar," ujar John Evans.

Investor melakukan prediksi secara hati-hati kemungkinan yang dapat terjadi lebih tinggi, yakni kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed sebesar seperempat poin persentase di tahun 2024 dan tahun depan sebab inflasi dan pasar tenaga kerja tetap kuat.

Inflasi bulanan AS mengalami peningkatan secara moderat di bulan Maret sehingga mengurangi harapan terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Nilai inflasi yang lebih rendah mampu meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga karena cenderung merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan terhadap minyak.

Analis pasar independen Tina Teng menyampaikan Inflasi AS yang tinggi mengakibatkan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, dampaknya dolar AS mengalami penguatan serta tekanan terhadap harga komoditas.

“Inflasi AS yang tinggi memicu kekhawatiran akan suku bunga yang ‘lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” ujar Tina Teng.

Harga minyak akan lebih mahal jika nilai dolar AS lebih tinggi dibandingkan mata uang lainnya. Pasar minyak juga menunggu laporan bulanan nonfarm payrolls AS yang akan dikeluarkan pada Jumat (3/5/2024) dan diawasi secara ketat oleh The Fed.

Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates menyampaikan kemungkinan perdagangan minyak pada Minggu depan akan berdampak secara signifikan.

Akan tetapi, gambaran awal dari data inflasi pada bulan April 2024 dari zona Euro, dari Spanyol dan Jerman, menunjukkan gambaran yang beragam bagi bank sentral Eropa, tetapi tidak menggagalkan penurunan suku bunga pada Juni 2024. (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper