Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengulik Laporan Keuangan GOTO yang Kini Tanpa Segmen E-Commerce

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) merilis laporan keuangan kuartal I/2024, tanpa menyertakan segmen e-commerce nya yaitu Tokopedia.
Potret pergerakan saham GOTO pada Selasa (13/12/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian
Potret pergerakan saham GOTO pada Selasa (13/12/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) merilis laporan keuangan kuartal I/2024, tanpa menyertakan segmen e-commerce nya yaitu Tokopedia.

Mengacu pada pro-forma laporan keuangan grup, yang mengasumsikan bahwa Tokopedia dan usaha logistiknya telah didekonsolidasi sejak 1 Januari 2023, total Gross Transaction Value (GTV) grup tumbuh 20% menjadi Rp116,5 triliun.

Dalam paparannya, Manajemen mengungkapkan ada GTV inti yang melesat 32% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 54,6 triliun. GTV inti didefinisikan sebagai seluruh transaksi yang terjadi di platform GOTO tanpa memasukkan pembayaran merchant dari unit financial technology.

GOTO jugamempertahankan tingkat monetisasi yang tercermin dari take rate di angka 3,6% sehingga pendapatan kotor GOTO tumbuh 18% secara tahunan menjadi Rp4,2 triliun. Apabila mengacu pada pro-forma tanpa Tokopedia, GOTO juga berhasil memangkas insentif kepada pelanggan sebesar 34% secara tahunan. Hal ini mengerek pendapatan bersih sebesar 63% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 3,1 triliun.

Selain insentif kepada pelanggan yang dapat dipangkas, GOTO juga sukses melakukan rasionalisasi atau penghematan biaya dalam bentuk penurunan beban penjualan serta pemasaran yang berdampak pada peningkatan marjin kontribusi sebesar 58% tahunan menjadi Rp1,1 triliun.

Adapun perseroan secara konsolidasi mengacu pada pro-forma sukses memangkas kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 89% tahunan menjadi minus Rp 102 miliar. Secara performa memang GOTO berbalik menjadi rugi dibanding kuartal IV-2023 dengan EBITDA yang disesuaikan positif. Namun hal ini sudah diantisipasi.

“Hal ini disebabkan oleh rencana peningkatan investasi untuk ekspansi bisnis Financial Technology GoTo, serta perlambatan yang disebabkan oleh kondisi musiman pada segmen On-Demand Services di bulan Januari dan Februari 2024. Faktor-faktor tersebut telah dipertimbangkan sebelumnya, dan GoTo tetap berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (breakeven) untuk keseluruhan tahun buku 2024,”ungkap manajemen GOTO dalam keterangan resminya.

Pada kuartal I/2024 pasca dekonsolidasi Tokopedia, GOTO juga telah mendapatkan service fee dari e-commerce senilai Rp110 miliar yang pada periode sebelumnya belum ada. Nilai tersebut terutama didapat dari transaksi e-commerce hanya dari bulan Februari-Maret 2024 saja.

"Ini baru bulan-bulan awal namun service fee dari Tokopedia cukup besar bagi GOTO. Setiap pertumbuhan GMV Tokopedia, GOTO akan menikmati kue (keuntungannya) secara langsung, jadi tidak salah bisa Tokopedia masih bermanfaat Tokopedia," ujar dari Abdul Azis analis Kiwoom Sekuritas.

Azis optimis dengan kinerja positif di kuartal I-2024 ini GOTO mampu mencapai pedoman untuk catatkan titik impas EBITDA yang disesuaikan tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper