Bisnis Pinjaman GoTo Financial Melesat Hampir 60% per Bulan

Unit bisnis fintech PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang dijalankan via GoTo Financial (GTF) mencatatkan pertumbuhan bisnis sepanjang 3 bulan pertama tahun ini
Foto: Bisnis Pinjaman GoTo Financial Melesat hampir 60% per Bulan
Foto: Bisnis Pinjaman GoTo Financial Melesat hampir 60% per Bulan

Bisnis.com, JAKARTA - Unit bisnis financial technology (fintech) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GTF) yang dijalankan via GoTo Financial (GTF) mencatatkan pertumbuhan bisnis sepanjang 3 bulan pertama tahun ini atau kuartal I-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah tingkat penetrasi yang lebih tinggi terhadap produk buy now pay later (BNPL) atau beli sekarang bayar nanti khususnya di aplikasi Tokopedia.

Berdasarkan siaran pers GOTO, Senin (29/4), manajemen perusahaan menyatakan bahwa integrasi dengan TikTok terus mengalami kemajuan yang baik, setelah penyesuaian yang dilakukan GoTo terhadap produk BNPL pada Januari 2024 yang menghasilkan tingkat penetrasi lebih tinggi di platform Tokopedia.

“GoTo mencatatkan pertumbuhan yang baik pada bulan Maret 2024, dengan tingkat pemberian pinjaman tumbuh mendekati 60% dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” tulis manajemen GOTO, dikutip Selasa ini (30/4).

Selain itu, GoTo juga bermitra dengan TikTok untuk memudahkan pengguna menghubungkan akun GoPay mereka dengan Shop | Tokopedia, yang telah selesai pada pertengahan Maret 2024. Kedua pihak juga tengah bersama-sama mengembangkan produk BNPL dengan tujuan meluncurkan produk tersebut di Shop | Tokopedia dalam beberapa bulan ke depan.

Sementara itu per akhir Maret 2024, aplikasi GoPay telah diunduh lebih dari 20 juta kali. Sebagai informasi, GTF resmi meluncurkan aplikasi GoPay secara nasional sejak 26 Juli 2023 untuk memberikan kemudahan akses finansial kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang selama ini belum menggunakan layanan Gojek dan Tokopedia.

Pendapatan GTF Tumbuh

Di sisi lain, manajemen GOTO menjabarkan segmen fintech GTF ini mencatatkan pertumbuhan topline atau pendapatan yang kuat. Hal ini didorong oleh bisnis pembayaran dan pinjaman konsumen.

“GOTO juga terus meningkatkan investasinya pada bisnis fintech dan mempercepat integrasi produk-produk fintech dengan TikTok dan Tokopedia. Segmen fintech berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada akhir tahun 2025, bergantung pada kondisi makroekonomi yang stabil,” tulis manajemen GOTO.

Secara detail, beberapa indikator pertumbuhan bisnis GTF yakni pendapatan bruto yang naik 57% di kuartal I-2024 yoy mencapai Rp 666 miliar.

Berikutnya rugi EBITDA yang disesuaikan GTF juga turun 52% yoy menjadi rugi Rp 248 miliar.

Tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen GoTo, yang mencakup produk BNPL dan pinjaman tunai, naik 43% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (QoQ) dan lebih dari tiga kali lipat YoY, mencapai Rp 2,7 triliun di kuartal I-2024. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang sama dibandingkan kuartal sebelumnya.

PT Bank Jago Tbk (ARTO), perusahaan yang sahamnya juga dimiliki GoPay, menyalurkan sekitar 75% pinjaman yang dibukukan oleh GoTo pada Q1-2024, naik dari 70% pada kuartal sebelumnya. “Kedua perusahaan akan terus berkolaborasi untuk meningkatkan skala penghimpunan pinjaman (loan origination) sepanjang tahun 2024,” tulis manajemen GOTO.

Di sisi lain, beban kas rutin tetap untuk GTF turun 18% yoy pada Q1-2024. Menurut manajemen GOTO, beban GTF ini diperkirakan akan berfluktuasi seiring investasi yang dilakukan Goto lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan.

Sementara itu, nilai transaksi kotor inti atau gross transaction value (GTV) inti segmen fintech ini mencapai Rp 48,4 triliun di Q1-2024, tumbuh 40% YoY. Sementara itu, GTV fintech secara keseluruhan pada kuartal I ini adalah Rp 111 triliun, naik 21% YoY.

Sebagai catatan, per Maret 2024, GOTO mencatatkan rugi bersih atribusi entitas induk sebesar Rp861,91 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau kuartal I-2024, turun hingga 78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang merugi hingga Rp3,86 triliun.

Penurunan rugi itu berhasil terjadi seiring dengan total pendapatan bersih GOTO yang naik 22% menjadi Rp4,08 triliun dari pendapatan bersih GOTO di kuartal I-2023 sebesar Rp 3,33 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper