Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam balapan sektor teknologi, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) saling berlomba mencatatkan adjusted EBITDA positif pada 2024.
Dalam pedoman teranyarnya, GoTo berharap dapat mencapai break even point atau EBITDA Grup yang disesuaikan impas pada 2024. Mereka berharap bisnis Financial Technology yang bertumbuh dengan cepat dapat menopang target perseroan,
“Kami berharap meningkatkan pertumbuhan pada basis demografi pengguna yang lebih luas pada segmen inti bisnisnya secara efisien di seluruh pasar Indonesia yang luas dengan memanfaatkan ekosistemnya yang unik yang menjangkau seluruh tingkat belanja dari konsumen. Sehubungan dengan rencana dan investasi yang akan dilakukan Perseroan dalam mendukung pertumbuhannya,” sebut manajemen, Senin (30/4/2024).
Mereka menambahkan bila pedoman di atas didasarkan pada kondisi pasar saat ini, tantangan, risiko dan mencerminkan perkiraan awal Perseroan. Misalnya, peningkatan kompetisi pasar, yang diperkirakan akan berlanjut di kuartal mendatang, inflasi, serta faktor lainnya.
Sebagai informasi, GTV Grup pada kuartal ini tumbuh 20% mencapai Rp116,5 triliun. Pendapatan bruto tumbuh 18% YoY mencapai Rp4,2 triliun. EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai Rp139 miliar, dengan kerugian yang membaik sebesar 89% YoY.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menjelaskan pada kuartal pertama 2024, GoTo mencatatkan pertumbuhan topline kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti Grup sebesar 32% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
“Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang,” jelasnya.
Sementara itu, JP Morgan memberikan rekomendasi overweight terhadap saham GOTO, dengan target harga Rp75 per saham. Selain dari JP Morgan, rekomendasi beli juga datang dari BNI Sekuritas, dengan target price (TP) atau target harga sebesar Rp90 per saham.
Analis Bloomberg Intelligence Nathan Naidu menjelaskan masa depan GOTO bergantung pada penjualan bisnis e-commerce-nya ke TikTok, yang akan sangat mengurangi tekanan pada labanya. Akan tetapi, menurut Nathan GOTO akan kehilangan sejumlah besar pendapatan potensial.
"Penjualan semacam itu akan berarti GoTo dapat mengalihkan sumber daya ke bisnis yang lebih menguntungkan seperti layanan on-demand-nya, segmen yang pertama kali mencapai titik impas, serta fintech," tulis Nathan dalam risetnya.
Sementara itu, penjualan Tokopedia ke TikTok menurut Nathan meskipun berpotensi mengorbankan sebagian besar peluangnya dalam layanan digital, mungkin akan memberikan GOTO banyak pendapatan pasif.
Bukalapak Raih Adjusted Ebitda Positif
Di sisi lain, BUKA mampu menekan rugi bersih menjadi Rp41,96 miliar di kuartal I/2024. Rugi bersih itu menyusut 95,83% dari posisi Rp1 triliun pada periode yang sama 2023.
Pendapatan BUKA naik double digit 16,18% menjadi Rp1,16 triliun di kuartal I/2024. Pendapatan ini naik dari kuartal I/2023 sebesar Rp1 triliun.
BUKA merinci, peningkatan pendapatan ini diraih dengan peningkatan pertumbuhan sebesar 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di segmen online to offline (O2O).
BUKA juga mencatatkan penurunan signifikan dalam biaya umum dan administrasi pada kuartal I/2024 sebesar 47,82% menjadi Rp208,07 miliar. Demikian pula dengan rugi investasi yang turun 56,36% menjadi Rp342 miliar, dari Rp783 miliar secara tahunan.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan BUKA naik 27,76% menjadi Rp958,9 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp750,6 miliar secara tahunan.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menuturkan pencapaian kuartal I/2024 ini adalah salah satu momen penting dalam sejarah BUKA.
"Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang Disesuaikan per kuartal/2024. Hasil yang luar biasa ini dicapai melalui pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat terutama di segmen O2O, serta upaya pengendalian biaya operasional yang efektif," kata Teddy dalam keterangan resminya, Senin (29/4/2024).
Sebagai informasi, EBITDA yang Disesuaikan BUKA pada kuartal I/2024 positif sebesar Rp15 miliar, dan menunjukkan peningkatan Rp224 miliar YoY.
Teddy melanjutkan BUKA akan terus berfokus untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan di kuartal-kuartal mendatang, terutama sepanjang tahun 2025. BUKA akan terus memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam bisnis Mitra Bukalapak, gaming, dan e-retail milik mereka.
Sementara itu, margin kontribusi BUKA secara keseluruhan, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran, meningkat dari Rp104 miliar di kuartal I/2023 ke Rp124 miliar di kuartal I/2024.
Teddy melanjutkan BUKA berharap pendapatan dapat meningkat antara 15%-20% YoY menjadi setidaknya Rp5,10 triliun, dengan EBITDA yang Disesuaikan diharapkan melebihi Rp200 miliar di tahun penuh 2024.