Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor BBM, PT AKR corporindo Tbk. (AKRA) mengungkapkan penyebab penurunan pendapatan sepanjang kuartal I/2024. Harga jual yang lebih rendah serta cuaca buruk menjadi biang kerok penurunan kinerja.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKRA Suresh Vembu mengatakan pendapatan perdagangan dan distribusi lebih rendah disebabkan karena harga jual yang lebih rendah pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan kuartal I/2023 karena harga minyak yang lebih rendah.
“Rata-rata harga penjualan trading dan distribution AKRA kuartal I/2023 adalah Rp10.500 per unit sementara di kuartal I/2024 adalah sebesar Rp9.425 per unit,” kata Suresh kepada Bisnis, Kamis (25/4/2024).
Meski demikian, dia mengatakan model bisnis AKR tidak terpengaruh oleh pergerakan harga minyak bumi karena AKRA mengikuti formula penetapan harga yaitu biaya Mid Oil Platts Singapore (MOPS)+alpha di mana berapa pun pergerakan harga akan diteruskan ke pelanggan.
Selain harga yang lebih rendah, Suresh menyebutkan produksi industri pertambangan lebih lambat karena kondisi cuaca buruk dan alasan lainnya.
Adapun pendapatan penjualan lahan industri pada kuartal I/2024 juga lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
“Tapi ini merupakan awal yang solid untuk 2024,” kata dia.
AKRA mencatatkan penjualan sebesar Rp9,81 triliun sepanjang kuartal I/2024. Pendapatan tersebut turun 10,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp10,95 triliun.
Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp9,74 triliun sementara pendapatan sewa tercatat sebesar Rp61,89 miliar.
Selanjutnya beban pokok pendapatan ikut turun seiring dengan pendapatan yang tergerus. Sepanjang kuartal I/2024 AKRA mencatatkan beban pokok sebesar US$8,91 triliun atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,88 triliun.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp595,45 miliar di periode kuartal I/2024. Laba bersih ini turun 1,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp607,27 miliar.