Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham AMMN dan ISAT setelah Masuk Indeks LQ45

BEI menetapkan saham AMMN dan ISAT sebagai anggota baru indeks LQ45, menggantikan saham PTMP dan EMTK.
Karyawan beraktivitas di dekat logo Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Jakarta, Senin (5/2/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Jakarta, Senin (5/2/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) akan menjadi anggota baru saham-saham blue chip yang tergabung dalam Indeks LQ45. Seiring hal tersebut, bagaimana prospek saham keduanya?

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan evaluasi sejumlah indeks, antara lain Indeks LQ45, IDX30 dan IDX80 yang mulai berlaku pada 2 Mei 2024 hingga 31 Juli 2024.

Seiring perubahan itu, BEI menetapkan AMMN dan ISAT sebagai anggota baru indeks LQ45 menggantikan PT Mitra Pack Tbk (PTMP) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

AMMN, yang merupakan entitas Grup Medco, memiliki rasio free float 17,25% dan memiliki bobot 5,85% terhadap indeks. Adapun saham ISAT menggenggam rasio free float 16,37%, dengan bobot mencapai 0,73% terhadap indeks.

Tim Riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai pergantian saham yang dilakukan oleh BEI tidak berpaku pada kinerja fundamental semata, tetapi juga berpijak dari segi pembobotan, likuiditas, serta tingkat transaksi.

Dari sisi kinerja, Miftahul menyatakan masuknya AMMN dan ISAT sebagai konstituen baru Indeks LQ45 memiliki kinerja yang bervariasi. Hal itu tecermin dari perolehan pendapatan yang dirangkum masing-masing perusahaan.

“AMMN contohnya di mana kinerja top line secara quarter year-on-year growth masih minus 3,16%, sedangkan jika dibandingkan ISAT pada perhitungan yang sama mencatatkan kinerja yang cukup positif yakni tumbuh 12,63%,” ujarnya Kamis (25/4/2024).

Sementara itu, dia menilai masuknya AMMN ke dalam indeks tersebut akan memberikan dampak positif terhadap kinerja harga saham dalam jangka pendek. Meskipun secara valuasi emiten tambang ini sudah terlampau tinggi.  

“AMMN kami beri rekomendasi tahan untuk sementara waktu, sedangkan ISAT kami beri sematkan rating trading buy dengan target harga Rp12.000,” kata Miftahul.

Di sisi lain, dia menambahkan terlemparnya EMTK dan PTMP dari Indeks LQ45 akan menjadi sentimen negatif bagi keduanya untuk sementara waktu. Miftahul juga menilai kedua saham tersebut belum menarik untuk dicermati investor saat ini.

“Terlepas dari keluarnya EMTK dan PTMP dari LQ45, baik dari segi kinerja fundamental ataupun dari segi performa harga saham PTMP dan EMTK, kami kira masih kurang menarik untuk saat ini,” pungkasnya.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper