Bisnis.com, JAKARTA – PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) membukukan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp3,3 triliun pada kuartal I/2024. Perolehan tersebut turun 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski menurun, realisasi prapenjualan CTRA telah mencapai 30% dari target yang dibidik sepanjang tahun ini yakni Rp11,1 triliun. Capaian ini juga melampaui rata-rata historis dalam lima tahun terakhir yang berada di level 24%.
Dari perolehan itu, penjualan rumah tapak atau landed house berkontribusi sebesar 80% dari total prapenjualan pada kuartal I/2024. Adapun segmen lainnya seperti ruko menyumbang 17%, sementara apartemen berkontribusi 3%.
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi menuturkan ada beberapa faktor yang menyebabkan kinerja marketing sales menurun pada kuartal I/2024, di antaranya adanya Pemilu 2024 dan momentum Ramadan yang jatuh pada awal tahun.
“Jadi, memang situasi tidak ideal sekali untuk pasar properti. Namun, ya masih sesuai dengan proyeksi yang kami buat karena memang proyeksinya sudah memasukkan unsur-unsur tersebut,” ujar Harun kepada Bisnis, Rabu (24/4/2024).
Di sisi lain, terkait dengan pelemahan rupiah, harun menyatakan bahwa perseroan masih optimistis mampu meraih target prapenjualan sebesar Rp11,1 triliun pada 2024.
Baca Juga
“Sementara kami melihat pelemahan ini temporary, maka kami masih optimistis. Inflasi kita juga saat ini masih terkendali, sehingga peningkatan suku bunga masih bisa ditahan,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa bisnis properti merupakan big ticket items sehingga sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Semisal, jika nilai tukar rupiah terdepresiasi maka akan memberikan sentimen negatif karena dianggap keadaan ekonomi sedang tidak stabil.
“Padahal, belum tentu demikian faktanya. Bisa saja karena memang hampir seluruh mata uang sedang terjadi pelemahan terhadap dolar AS,” kata Harun.
Pada tahun ini, CTRA menetapkan target prapenjualan sebesar Rp11,1 triliun. Jika dikomparasikan dengan realisasi tahun 2023, target ini tumbuh sekitar 8% secara tahunan.
Head of Investor Relation Ciputra Development Aditya Ciputra Sastrawinata rencana mewujudkan pertumbuhan tersebut akan ditempuh melalui peningkatan konsentrasi pada produk residensial dan komersial guna melayani pasar end-user.
Segmen residensial dan komersial memang menjadi kekuatan perseroan. Sepanjang 2023, residensial berkontribusi 80% dari total prapenjualan, yang tercatat sebesar Rp10,2 triliun, dan meningkat 26% year-on-year (YoY).
Adapun segmen ruko berkontribusi 17% dari total prapenjualan. Di sisi lain, meski terdapat tantangan di pasar high rise, segmen perkantoran milik CTRA tumbuh 94% YoY. Sementara itu, segmen apartemen mengalami penurunan 36% YoY.
Keunggulan lain Ciputra adalah posisinya sebagai pengembang properti dengan diversifikasi geografis terluas di Indonesia. Hal ini, kata Aditya, berpeluang menciptakan ruang pertumbuhan baru bagi CTRA untuk meningkatkan kesadaran merek secara lebih luas.
Langkah CTRA untuk meraih target 2024 juga ditempuh dengan memperluas kemitraan melalui skema joint-operation. Secara bersamaan, perseroan bakal memaksimalkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) yang bergulir hingga akhir tahun 2024.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.