Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRIDS Fokus Pengembangan Investor Ritel

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) berfokus mengembangkan pasar investor ritel.
Duwi Setiya Ariyanti, Rizqi Rajendra
Selasa, 23 April 2024 | 16:09
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo (kiri) memberikan pemaparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat media visit di redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo (kiri) memberikan pemaparan disaksikan Direktur Pemberitaan & Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat media visit di redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) berfokus mengembangkan pasar investor ritel dan menargetkan akan masuk ke dalam jajaran 10 perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia dalam dua tahun mendatang.

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Laksono Widodo mengatakan, BRIDS berfokus mengembangkan pasar investor ritel sesuai mandat pemegang saham utama, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

Sejauh ini kompetisi antar-perusahaan sekuritas yang menjadi anggota bursa (AB) cukup ketat, sehingga para AB tersebut berlomba setidaknya berada di urutan 20 terbesar.

“Saat ini kami berada di urutan ke-16, target kami setidaknya dalam dua tahun ke depan akan berada di urutan 10 besar,” ujar Laksono dalam kunjungannya ke Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (23/4/2024).

Per Februari 2024, nilai transaksi saham BRIDS mencapai Rp15,99 triliun, berada di urutan ke-16 terbesar. Adapun, secara harian rata-rata transaksi saham mencapai Rp500 miliar dengan komposisi berimbang antara investor ritel dan institusi. 

Adapun, terkait strategi yang akan dijalankan BRIDS untuk mencapai target tersebut yaitu memperluas jangkauan investor ritel. Sebagai perusahaan sekuritas BUMN, BRIDS memiliki keunggulan dibanding berbagai perusahaan sekuritas lainnya, yakni lebih mudah untuk menjaring investor ritel di berbagai wilayah di Indonesia.

Tak hanya itu, BRIDS juga aktif memberikan edukasi kepada calon investor seputar pasar modal, dan juga menawarkan lebih banyak varian produk investasi untuk investor agar bisa melakukan diversifikasi aset.

"BRIDS sebagai bagian grup BRI juga diuntungkan dengan peluang kolaborasi," imbuhnya.

Dalam pembicaraan dengan Bisnis, Laksono juga menyebut bahwa tekanan pada pasar saham pada tiga bulan pertama 2024 memang tak terelakkan sehingga meredam rata-rata nilai transaksi harian (RNTH). Selain karena ekspektasi investor global soal penurunan suku bunga oleh bank sentral AS, pelaksanaan Pemilu 2024 turut memberikan imbas.

Dia menyebut RNTH masih naik tipis, yakni 8% secara tahunan ke Rp11 triliun. Realisasi ini masih belum mencapai target BEI, Rp12,5 triliun. Berdasarkan profil investor, dia mencatat bahwa tekanan lebih terasa pada investor ritel yang membukukan penurunan transaksi 6% secara tahunan (year-on-year/YoY).

"Untuk investor institusi, transaksi justru mengalami peningkatan sebesar 18% YoY. Dengan kata lain, faktor pemilu pada 2024 lebih berdampak pada aktivitas investor ritel dibandingkan dengan investor institusi," jelasnya.

Transaksi investor institusi, katanya, turut didorong oleh kinerja keuangan emiten pada 2023. Kinerja emiten sektor unggulan IHSG, seperti bank dan telekomunikasi mampu melampaui ekspektasi analis sehingga mendorong optimisme kinerja moncer pada 2024, berikut potensi kenaikan harga sahamnya. Ke depannya, dia menilai kondisi pasar global masih menjadi perhatian utama.

Ketidakpastian arah kebijakan ekonomi global dan panasnya tensi geopolitik, menurutnya, akan berdampak pada rapor makroekonomi RI dan merambat ke pasar modal.

"Pelemahan nilai tukar dan ekspektasi tingkat suku bunga yang tinggi berpotensi menyebabkan adanya foreign outlflow di pasar saham yang dapat berimbas pada peningkatan volatilitas IHSG di tahun 2024,” katanya.

Di tengah sejumlah sentimen itu, perusahaan tetap menggenjot aktivitas transaksi saham. Sebagai gambaran, hingga Maret 2024, nilai transaksi saham perusahaan tumbuh 38% secara tahunan. Dengan demikian, perusahaan terus menggenjot basis investor individu dan institusi kendati investor institusi berkontribusi signifikan terhadap transaksi saham perusahaan.

Untuk menjaring investor individu, dia pun melakukan edukasi dan pemasaran secara intensif. Sementara itu, untuk menarik investor institusi, perusahaan meningkatkan kualitas layanan dan produk, berikut melakukan kolaborasi.

“BRIDS juga ikut berpartisipasi dalam pendalaman market yang direncanakan oleh BEI terkait dengan liquidity provider serta short-selling untuk mendorong aktivitas di pasar saham.”

Laksono pun berharap agar otoritas pasar modal merilis kebijakan yang mampu memacu transaksi saham. Dia berharap agar BEI menerapkan pengaturan konstituen indeks utama, dan penunjukkan market maker.

“Kami melihat kebijakan BEI seperti perubahan konstituen indeks utama berkala 3 bulan sekali dan penunjukkan market maker dapat mendukung kenaikkan transaksi saham pada sisa tahun 2024 ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper