Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko melemah ke level 7.035 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (22/4/2024), jelang sidang pengucapan putusan sengketa atau Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan bahwa secara teknikal, peluang downside masih terbuka di kisaran 7,035 atau di MA200 pada pekan ini. Hal ini sejalan dengan death cross pada Stochastic RSI serta pelebaran negative slope MACD.
Dari sisi regional, pada awal pekan ini terdapat rilis data loan prime rate 1 dan 5 tahun di China. Pada Maret 2024, bank sentral China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuan sebesar 3,45% untuk satu tahun dan 3,95% bagi 5 tahun.
“Kedua suku bunga tersebut masih berada pada rekor terendah seiring dengan tujuan PBOC untuk berupaya memacu pertumbuhan perekonomian dari krisis properti dan rendahnya consumer confidence,” tulis Phintraco dikutip Minggu (21/4/2024).
Pada saat bersamaan, China akan merilis data investasi asing langsung (FDI) Maret 2024. FDI China diketahui mengalami pelemahan signifikan sejak Juni 2023 dan berada pada level terendahnya selama 30 tahun terakhir.
Adapun rilis data FDI China diharapkan membaik seiring dengan pertumbuhan GDP China yang berada di atas ekspektasi konsensus pada kuartal I/2024 yakni 5,3% year-on-year (YoY).
Baca Juga
Dari sisi domestik, Phintraco Sekuritas menyampaikan terdapat rilis data balance of trade atau neraca perdagangan pada awal pekan depan yang diperkirakan naik tipis seiring dengan peningkatan kinerja ekspor komoditas.
“Balance of trade pada Februari 2024 menyusut tajam menjadi US$0,87 miliar yang jauh berada di perkiraan konsensus sebesar US$2.32 miliar. Kontraksi ekspor diharapkan kembali pulih seiring dengan peningkatan laju perekonomian China yang membaik di kuartal I/2024.”
Seiring dengan hal itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menuturkan investor dapat mencermati saham MDKA, ANTM, INCO, ELSA, JSMR, dan SIDO pada hari ini.
Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024), IHSG mengalami koreksi sebesar 1,17% atau 79,49 poin menuju level 7.083. Sepanjang pekan lalu, investor asing juga menguras portofolionya dengan mencatatkan nilai jual bersih Rp838,17 miliar.
Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga melaporkan bahwa kapitalisasi pasar IHSG menurun 1,42% menjadi Rp11.718 triliun selama periode 16 April hingga 19 April 2024.
Investment Analyst Reliance Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, salah satu penyebab IHSG terkoreksi adalah adanya ketegangan politik di timur antara Iran dan Israel.
Menurutnya, konflik yang terjadi akan berimbas negatif ke pasar keuangan, dengan faktor risiko yang menjadi meningkat dan pelaku pasar akan cenderung wait and see, serta stay away dari market.
"Adanya perang tentu akan meningkatkan risiko kekhawatiran. Dengan meningkatnya risiko tersebut maka akan meningkatkan imbal hasil atau yield dari surat utang dan peningkatan demand terhadap asset safe haven semisal emas maupun dolar AS," ucap Reza.
Apalagi, lanjutnya, meningkatnya tensi geopolitik ini terjadi di Timur Tengah, tempat sumber minyak mentah berasal. Hal ini bisa diperkirakan juga akan menyulut kenaikan harga minyak mentah dan juga harga energi lainnya.
"Meningkatnya sejumlah hard commodities tadi juga akan merembet ke kenaikan soft commodities semisal gandum, kopi, dan lainnya. Pada akhirnya, bisa memicu kenaikan inflasi global," tutur Reza.
Apabila inflasi meningkat, lanjut Reza, maka sejumlah bank sentral akan mempertahankan tingkat suku bunga dan bahkan menaikkan tingkat suku bunga mereka jika pergerakan inflasi mengalami lonjakan.
Di sisi lain, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan BEI selalu optimistis menyikapi fenomena yang ada. Akan tetapi, BEI belum mengetahui kelanjutan dari meruncingnya konflik antara Israel dengan Iran.
“Kami tentu berharap tidak sampai menimbulkan perang terbuka antara kedua negara, karena efeknya bisa dirasakan oleh banyak negara lain juga,” ucap Irvan pekan lalu.
Menurut Irvan, BEI akan memantau perkembangan mengenai konflik tersebut dan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta self-regulatory organization (SRO) lainnya.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.