Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG dan Nilai Pasar Saham Menguap, Cek Top Gainers dan Top Losers Pekan Ini

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,42% menjadi Rp11.718 triliun
Annisa Kurniasari Saumi,Pandu Gumilar
Sabtu, 20 April 2024 | 07:57
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,42% menjadi Rp11.718 triliun pada penutupan pekan ini selama periode tanggal 16 sampai dengan 19 April 2024.

Penurunan kapitalisasi pasar, ikut menendang jatuh IHSG 2,74% dengan ditutup berada pada posisi 7.087,317 dari 7.286,882 pada penutupan pekan lalu. Adapun investor asing memilih menguras portofolio pekan ini dengan mencatatkan nilai jual bersih Rp838,17 miliar.

Kendati demikian, BEI masih memandang hal ini sebagai torehan yang positif. Dalam keterangan resminya mereka menyebut,” Data perdagangan saham BEI selama periode tanggal 16 sampai dengan 19 April 2024 ditutup mayoritas pada zona positif.”

Pasalnya, peningkatan tertinggi dalam sepekan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian saham yang mengalami peningkatan sebesar 36,53% menjadi 1,37 juta kali transaksi dari 1,01 juta kali transaksi pada sepekan lalu. Lalu rata-rata nilai transaksi harian saham turut mengalami peningkatan yaitu sebesar 26,01% menjadi Rp15,64 triliun dari Rp12,41 triliun pada sepekan yang lalu.

Peningkatan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian saham sebesar 10,34% selama sepekan, menjadi 17,37 miliar lembar saham dari 15,75 miliar lembar saham pada sepekan lalu. Sepanjang tahun 2024 investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp12,12 triliun.

Dari instrument surat utang, BEI mencatat emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 561 emisi dari 129 emiten dengan nilai outstanding sebesar Rp476,58 triliun dan USD46,1485 juta. Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah 186 seri dengan nilai nominal sebesar Rp5.774,51 triliun dan USD502,10 juta.

Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi dengan nilai sebesar Rp3,19 triliun.

Sementara itu, beberapa saham yang banyak dijual oleh investor asing diantaranya, BBRI dengan net sell Rp413,2 miliar, ASII Rp343,4 miliar, BBCA Rp113,1 miliar, SMRA Rp30,8 miliar, ICBP Rp25,0 miliar.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan BEI selalu optimistis menyikapi fenomena yang ada. Akan tetapi, kata dia, BEI belum mengetahui seperti apa kelanjutan pertikaian antara Israel dengan Iran ini.

"Kami tentu berharap tidak sampai menimbulkan perang terbuka antara kedua negara, karena efeknya bisa dirasakan oleh banyak negara lain juga," ucap Irvan, Jumat (19/4/2024).

Menurut Irvan, BEI akan selalu memantau setiap perkembangan mengenai konflik tersebut dan berkoordinasi juga dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan self Regulatory Organization (SRO) lainnya.

Sebagai informasi, hari ini Jumat (19/4/2024) IHSG ditutup melemah 1,11% ke level 7.087. IHSG diperdagangkan pada zona merah sepanjang hari ini.

Selain Bursa Indonesia, bursa-bursa lain di Asia juga ditutup pada zona merah hari ini. Bursa Jepang misalnya dengan Nikkei Index turun hingga 2,66% hari ini.

Demikian pula dengan Hang Seng Index Hong Kong turun 0,99%, Shanghai Composite Index turun 0,29%, dan Strait Times Index Singapura turun 0,35%.

Investment Analyst Reliance Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan ketegangan politik biasanya akan berimbas negatif ke pasar keuangan, dengan faktor risiko yang menjadi meningkat dan pelaku pasar akan cenderung wait and see, serta stay away dari market.

"Adanya perang tentu akan meningkatkan risiko kekhawatiran. Dengan meningkatnya risiko tersebut maka akan meningkatkan imbal hasil atau yield dari surat utang dan peningkatan demand terhadap asset safe haven semisal emas maupun dolar AS," ucap Reza, Jumat (19/4/2024).

Apalagi, lanjutnya, meningkatnya tensi geopolitik ini terjadi di Timur Tengah, tempat sumber minyak mentah berasal. Hal ini bisa diperkirakan juga akan menyulut kenaikan harga minyak mentah dan juga harga energi lainnya.

"Meningkatnya sejumlah hard commodities tadi juga akan merembet ke kenaikan soft commodities semisal gandum, kopi, dan lainnya. Pada akhirnya, bisa memicu kenaikan inflasi global," tutur Reza.

Top Gainers Saham Pekan Ini

PEGE 27.71%

VISI 20.21%

IOTF 17.52%

BREN 17.33%

FWCT 16.26%

MKAP 15.56%

CUAN 12.90%

TINS 11.11%

HELI 10.81%

FOOD 10.38%

Top Losers Saham Pekan Ini

PYFA -45.19%

HILL -32.90%

POLU -22.54%

KOKA -22.06%

BUKA -20.55%

TFAS -20.17%

BLTZ -20.10%

KAEF -18.44%

WEHA -17.05%

BSML -16.95%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper