Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Lagi, Tembus Rp16.263 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.263 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024).
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.263 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024). Rupiah melemah di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.03 WIB, rupiah dibuka melemah 0,52% ke Rp16.263 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat pada level 106,32.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia dibuka melemah. Mata uang yang dibuka melemah tersebut di antaranya adalah dolar Singapura turun 0,19%, dolar Taiwan turun 0,47%, won Korea Selatan turun 1,26%, peso Filipina turun 0,62%, yuan China turun 0,05%. 

Lalu yen Jepang menguat 0,50%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, ringgit Malaysia turun 0,09%, dan baht Thailand turun 0,18%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp16.150-Rp16.200 per dolar AS.

Ibrahim menuturkan sentimen datang dari komentar pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi jika pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama. 

CME FedWatch Tool menunjukkan pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps, dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran.

Para trader sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Juni 2024. Namun, serangkaian data termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan penolakan dari para bankir bank sentral telah mengubah ekspektasi tersebut. 

Sementara itu, pengambil kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) terus menyarankan penurunan suku bunga pada Juni karena inflasi masih berada pada jalur untuk turun kembali ke 2% pada tahun depan.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 diperkirakan tetap kuat seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada periode Ramadan dan tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy)

Berdasarkan kelompoknya, sebagian kelompok tercatat meningkat, antara lain subkelompok sandang sebesar 5,9% yoy, kelompok suku cadang dan aksesori 12,0% yoy, serta bahan bakar kendaraan bermotor 13,2% yoy.  

Adapun kinerja penjualan eceran pada kuartal I/2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,7% yoy, lebih tinggi dari kuartal IV/2023 yang tumbuh 1,6% yoy. Peningkatan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,4% yoy dan 12,9% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper