Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa Level Rp16.286 saat Dolar AS Loyo

Rupiah menguat ke Rp16.286,50 per dolar AS karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Dolar AS melemah, sementara mata uang Asia lainnya juga menguat.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Rupiah menguat 0,46% ke level Rp16.286,50 per dolar AS, sementara dolar AS melemah 0,19% ke level 97,98.
  • Penguatan rupiah dan mata uang Asia lainnya dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September.
  • Cadangan devisa Indonesia menurun menjadi US$152,0 miliar, namun BI optimis dengan ketahanan sektor eksternal dan prospek ekspor yang tetap terjaga.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (7/8/2025). Rupiah ditutup menguat bersamaan dengan lesunya dolar AS hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke level Rp16.286,50 per dolar AS atau menguat 0,46%. Sebaliknya, dolar AS terkoreksi 0,19% ke level 97,98. Adapun rupiah ditutup menguat bersamaan dengan sejumlah mata uang lain di Asia.

Yen Jepang, misalnya, ditutup menguat 0,31%, dolar Singapura menguat 0,26%, dolar Taiwan menguat 0,66%, dan won Korea menguat 0,52%.

Selain itu, peso Filipina turut menguat 0,81%, rupee India menguat 0,04%, yuan China menguat 0,07%, dan baht Thailand menguat 0,34%. Sementara itu, ringgit Malaysia justru terkoreksi 0,07%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi menerangkan, melemahnya indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang lain di Asia terutama disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September mendatang.

Pasalnya, Ibrahim menerangkan, pasar tengah memproyeksikan pemangkasan suku bunga pada bulan September setelah data yang dirilis minggu ini menunjukkan sektor jasa AS melambat pada Juli lalu. Data itu menyusul buruknya data penggajian non-pertanian yang dirilis pekan lalu.

Ibrahim menerangkan, pidato yang disampaikan oleh petinggi The Fed cenderung menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga, tetapi ketidakpastian tetap ada karena kekhawatiran inflasi yang didorong oleh penerapan tarif AS.

Sementara itu, dari dalam negeri, BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia yang menurun menjadi US$152,0 miliar, turun dari US$152,6 miliar pada Juni 2025 lalu.

Meskipun begitu, ke depannya, BI memandang posisi cadangan devisa Indonesia telah memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini menurut Ibrahim sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal, dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus.

“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah,” katanya dalam rilis, Kamis (7/8/2025).

Ibrahim menilai, pada perdagangan besok, rupiah akan fluktuatif, dan cenderung ditutup menguat pada rentang Rp16.230–Rp16.290 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro