Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin dan sejumlah komoditas seperti emas dan minyak mengalami fluktuasi harga akibat konflik yang terjadi antara Iran dan Israel.
Berdasarkan pantauan Bisnis, data dari Coin Market Cap menunjukan bahwa harga Bitcoin berada pada level US$63.468,03 pada Selasa (16/4/2024) pukul 07.22 WIB. Harga Bitcoin sempat anjlok hingga kisaran US$62.000 setelah Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel pada Minggu (14/4).
Bitcoin telah kembali pulih dari aksi jual yang paling tajam dalam lebih dari setahun. Hal ini menjadi indikasi awal terjadinya volatilitas di pasar aset, karena pada investor mencerna prospek eskalasi di Timur Tengah.
Harga Bitcoin telah mencatat kenaikan sebesar 5,9% dan mencapai level US$64.600 pada pukul 11.40 pagi di London atau jam 18.40 WIB pada Minggu (14/4). Koin yang lebih kecil seperti Polkadot dan Uniswap menguat lebih dari 10%, sementara Ether naik 5%.
“Lebih banyak investor dari biasanya yang mungkin memilih untuk mengekspresikan pandangan pasar mereka melalui kripto,” jelas kepala penelitian di Falcon X, Davis Lawant.
Di lain sisi, harga Bitcoin turun sekitar US$10,000 dari rekor pertengahan Maret 2024 sebesar US$73,798. Para spekulan kripto juga tengah menunggu momen halving yang diperkirakan terjadi sekitar 20 April 2024.
Baca Juga
Harga Emas
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot telah melemah -0,09% atau -2,11 poin ke US$2.381,23 per troy ounce pada pukul 07.09 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga menguat 0,64% atau 15,20 poin ke US$2.398,20 per troy ounce pada pukul 6.58 WIB.
Walaupun harga pada pagi ini variatif, diketahui bahwa harga komoditas emas meningkat seiring permintaan terhadap safe haven di tengah konflik Iran-Israel yang memicu konflik regional yang lebih luas, dan membuat para pedagang gelisah.
Harga emas batangan telah meningkat 1,7% pada Senin (15/4) karena konflik Timur Tengah telah masuk dalam fase yang berbahaya, mendekati rekor tertinggi baru pada tahun lalu.
Logam mulia telah menembus US$2.400 per troy ounce pada Jumat (12/4) namun ditutup lebih rendah karena indikator teknikal mengindikasikan bahwa reli telah berjalan terlalu panas dan investor melikuidasi posisi.
Kepala penelitian di Pepperstone Group Ltd., Chris Weston, mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan di Timur Tengah merupakan alasan tersendiri untuk membeli emas.
“Ada premi geopolitik yang cukup besar yang diperhitungkan dalam pergerakan ini,” terangnya, dikutip dari Bloomberg.
Sebelumnya, Diketahui harga emas sempat tergelincir dari rekor tertingginya pada Rabu (11/4) akibat dolar AS dan imbal hasil Treasury yang meningkat, ketika data inflasi Negeri Paman Sam lebih kuat dari perkiraan, sehingga melemahkan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih awal.
Harga Minyak
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 0,47% atau 0,40 poin menjadi US$85,81 per barel. Harga minyak Brent kontrak Juni 2024 juga menguat 0,47% atau 0,43 poin ke US$90,52 per barel.
Minyak mengalami penguatan lantaran Israel berjanji untuk menanggapi serangan Iran. Hal ini merupakan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para pedagang kini berfokus untuk beralih ke sifat dan waktu tindakan Israel berikutnya.
Harga WTI terpantau mendekati US$86 per barel, dan patokan global yakni minyak Brent, telah naik menuju US$91 per barel setelah mengalami sedikit penurunan pada Senin (15/4).
Adapun, harga minyak juga telah menguat pada tahun ini, seiring dengan berkurangnya pasokan OPEC+ dan meningkatnya risiko geopolitik di Tusia dan Tumur Tengah. Permintaan juga meningkat dengan baik di negara-negara maju, dan terdapat tanda-tanda penguatan di beberapa pasar produk, termasuk bensin AS.
Adapun, diketahui juga bahwa Timur Tengah telah menyumbang sepertiga pasokan dari minyak mentah global.