Bisnis.com, JAKARTA — Emas global diproyeksi masih akan melanjutkan penguatannya dan menembus rekor harga tertinggi baru usai ditutup menguat pada perdagangan Selasa (3/4/2024).
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot ditutup naik 0,8% menjadi US$2,268.44 per ons, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2,276.89. Emas berjangka AS ditutup 1,1% lebih tinggi pada US$2,281.8.
Tim analis Monex Investindo Futures menyebut, laju kenaikan harga emas masih belum terhenti dan terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Pada perdagangan Selasa kemarin emas melesat nyaris US$30, dan sudah naik dalam enam hari beruntun dengan total US$115
"Pada pembukaan perdagangan Rabu (3/4/2024) harga emas naik lagi ke US$ 7,79 ke US$ 2.288,26 per troy ons yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masa baru," kata Monex dalam riset harian, Rabu (3/4/2024).
Kenaikan harga emas kali ini menurut Monex, dipicu oleh meningkatnya permintaan safe haven akibat eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah. Awal pekan lalu Kedutaan Besar Iran di Suriah dibombardir oleh Israel. Selasa kemarin, Iran mengatakan akan melakukan pembalasan ke Israel.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) juga masih menjadi penggerak utama emas. Berdasarkan perangkat FedWatch, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 66% suku bunga akan dipangkas pada Juni nanti.
Baca Juga
Tidak hanya The Fed, bank sentral utama lainnya juga bersiap untuk memangkas suku bunga. Hal ini memberikan sentimen positif bagi harga emas yang merupakan aset tanpa imbal hasil. Penurunan suku bunga akan mengurangi opportunity cost dalam berinvestasi emas, sehingga daya tariknya semakin meningkat.
Sementara itu, Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum yang telah memperpanjang posisi beli mereka setelah emas menembus di atas US$2.200.
“Apa yang membuat reli emas begitu tidak biasa adalah bahwa hal itu terjadi meskipun ada hambatan yang signifikan seperti kenaikan dolar AS, imbal hasil Treasury yang meningkat, kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata analis independen Ross Norman.
Dolar AS melonjak setelah data Senin menunjukkan manufaktur AS tumbuh untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun pada bulan Maret.
“Jadi menurut saya ini sebenarnya sangat menarik karena jika kita melihat Bitcoin dan emas, keduanya tampaknya didukung oleh dua komponen yang sangat berbeda,” kata Norman.
Para pedagang mengurangi spekulasi penurunan suku bunga pada bulan Juni menjadi 58% dibandingkan sekitar 60% sebelum data tersebut dirilis, yang dalam keadaan normal, akan menekan harga emas batangan tanpa imbal hasil.
Namun meski pasar emas masih berada dalam "mood yang sangat bullish", pasar mungkin perlu melakukan konsolidasi di tengah pergeseran kembali ke pandangan yang lebih hawkish terhadap kebijakan Federal Reserve, kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Pukul 14.48 WIB, harga emas spot turun 0,39% atau 8,80 poin menjadi US$2.271,87 per troy ounce.
Sementara harga emas Comex kontrak Mei 2024 menguat 0,44% atau 10,10 poin menuju US$2.291,90 per troy ounce.