Bisnis.com, JAKARTA — Emiten afiliasi Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO) menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan entitas PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) senilai US$511,45 juta atau setara dengan Rp8,14 triliun (kurs jisdor Rp15.934).
Mining and Mine Services Director Petrosea Iman Darus Hikhman mengatakan PTRO telah menandatangani term sheet perjanjian jasa penambangan dengan PT Pasir Bara Prima yang merupakan salah satu anak usaha dari PT Singaraja Putra Tbk. (SINI). Kontrak tersebut untuk pengupasan lapisan tanah penutup dan produksi batu bara di area tambang yang berlokasi di Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
“Kontrak bernilai sekitar US$ 511,45 juta dengan estimasi lapisan tanah penutup sebesar 240 juta BCM dan produksi batu bara sebesar 26,4 juta ton untuk jangka waktu 9 tahun sampai dengan tahun 2032,” kata Iman dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (3/4/2024).
Iman mengatakan penandatanganan term sheet perjanjian ini merupakan salah satu wujud nyata dari ekspansi bisnis Petrosea yang mulai merambah ke area Kalimantan Tengah.
Petrosea menawarkan berbagai layanan proyek pit-to-port, termasuk aktivitas open pit contract mining services, civil & infrastructure construction, layanan manajemen proyek pertambangan, technical & feasibility study consulting services, mine planning & optimization services, serta solusi Minerva Digital Platform yang dapat diaplikasikan di setiap operasional pertambangan mineral dan batubara.
Seluruh layanan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan setiap proyek dengan memanfaatkan teknologi terkini, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional.
Baca Juga
Petrosea juga memiliki kemampuan untuk memantau dan mengendalikan kegiatan operasional di berbagai proyek dengan memanfaatkan real-time data melalui Remote Operations Center yang berlokasi di kantor pusat Perusahaan.
Sepanjang 2023, PTRO berhasil mencatatkan total pendapatan sebesar US$577,62 juta yang tumbuh 21,27% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pencapaian tersebut didukung oleh melonjaknya pendapatan dari lini bisnis EPC sebesar 87,82% dan pertumbuhan pendapatan dari lini bisnis Kontrak Pertambangan sebesar 7,09%.
Perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja operasional dengan menjaga agar skala produksi dan nilai kontrak dapat terus tumbuh dengan tetap menjaga capital structure terbaik, termasuk melakukan capital expenditure dengan prudent dan memastikan utilisasi aset secara optimal.