Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tower Bersama (TBIG) Raih Laba Rp1,56 Triliun pada 2023, Turun 4,71%

Laba bersih Tower Bersama Infrastructure (TBIG) turun 4,71% YoY menjadi Rp1,56 triliun 2023.
Ilustrasi Laba PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) 2023/towerbersama
Ilustrasi Laba PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) 2023/towerbersama

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2023. Pada saat yang sama, pendapatan perseroan tercatat naik.

Mengutip laporan keuangan di laman BEI, laba bersih TBIG pada 2023 turun 4,71% secara year-on-year (YoY) pada 2023 menjadi Rp1,56 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,63 triliun.

Pada saat bersamaan, pendapatan TBIG justru naik 1,78% menjadi Rp6,64 triliun pada 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,52 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan TBIG ditopang dari menara sebesar Rp6,23 triliun, diikuti serat optik sebesar Rp361,53 miliar, repeater Rp38,12 miliar, dan gedung sebesar Rp3,69 miliar.

CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan pada 2023 perseroan menambahkan 2.760 penyewaan kotor yang terdiri dari 744 sites telekomunikasi dan 2.016 kolokasi ke portofolio TBIG. Setelah merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison (IOH) pada 2022, TBIG telah bekerja dengan IOH terkait dengan integrasi jaringan.

"Pada beberapa penyewaan dari IOH yang berakhir, kami melihat  beberapa yang tidak diperpanjang, yang mengakibatkan penambahan penyewaan bersih yang lebih rendah untuk tahun 2023,” ujar Hardi dalam keterangannya, dikutip Jumat (29/3/2024).

Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok TBIG naik 6,67% menjadi Rp1,9 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,78 triliun.

Alhasil, laba kotor perseroan turun tipis menjadi sebesar Rp4,73 triliun pada 2023, dari posisi 2022 sebesar Rp4,74 triliun.

Adapun, kas dan setara kas akhir tahun TBIG tercatat sebesar Rp800,85 miliar, dibandingkan periode akhir 2022 sebesar Rp966,38 miliar.

Berdasarkan neraca, total aset TBIG tercatat naik menjadi Rp46,96 triliun per 31 Desember 2023, dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp43,13 triliun.

Liabilitas TBIG sebesar Rp34,6 triliun atau naik dari posisi 2022 sebesar Rp32,21 triliun. Sementara itu, ekuitas perseroan naik menjadi Rp12,36 triliun, dari posisi akhir 2022 sebesar Rp10,92 triliun.

CFO TBIG Helmy Yusman Santoso menambahkan perseroan terus memiliki profil likuiditas yang kuat dengan sumber pendanaan yang  terdiversifikasi. Hingga akhir 2023, 44% dari utang TBIG dalam bentuk obligasi dan pinjaman rupiah. 

"Kami terus mengakses pasar obligasi rupiah lokal, dengan penerbitan PUB VI Tahap III sebesar Rp2.700 miliar pada Februari 2024 dengan tingkat kompetitif 6,75% dan jangka waktu 1 tahun," pungkas Helmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper