Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.832 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (27/3/2024). Mayoritas mata uang Asia juga terpantau lesu, sementara dolar AS menguat pagi ini.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,25% atau 40 poin ke level Rp15.832 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau perkasa dengan naik 0,10% ke posisi 104,40.
Sederet mata uang kawasan Asia lainnya terpantau melemah terhadap dolar AS pagi ini. Misalnya, yen Jepang melemah 0,12%, dolar Singapura turun 0,07%, dolar Taiwan merosot 0,21%, dan won Korea ambles 0,39%.
Berikutnya, yuan China terkoreksi 0,15%, ringgit Malaysia turun 0,22%, dan baht Thailand melemah 0,21%. Hanya rupee India dan peso Filipina yang menguat masing-masing 0,16% dan 0,09%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada perdagangan Rabu (27/3/2024) mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.780-Rp15.850 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi mengatakan The Fed memang menandai kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun ini. Namun, kebijakan suku bunga akan sangat bergantung pada jalur inflasi.
Baca Juga
Hal ini membuat rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang merupakan ukuran inflasi dasar yang disukai The Fed, menjadi fokus perhatian, meskipun hal ini akan dirilis ketika pasar tutup pada hari Jumat Agung.
Selain itu, ada sejumlah pejabat Fed yang akan berbicara minggu ini – termasuk Ketua Fed Jerome Powell, presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dan gubernur Fed Lisa Cook dan Christopher Waller. Komentar mereka juga akan dipelajari dengan cermat seiring pasar mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga, termasuk kemungkinan bank sentral mulai menurunkan suku bunga pada Juni.
Di lain sisi, Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa ECB mungkin berada dalam posisi untuk menurunkan suku bunga sebelum reses musim panas, mungkin pada bulan Juni, karena inflasi sedang menuju kembali ke target bank sebesar 2%.
“Eropa akan melakukan pengujian inflasi minggu ini dengan data harga konsumen yang dikeluarkan dari Perancis, Italia, Belgia dan Spanyol, menjelang laporan CPI zona euro secara keseluruhan minggu depan,” kata dia dalam riset harian, Selasa (26/3/2024).
Sementara itu dari dalam negeri, pasar merespon positif terhadap prospek perekonomian Indonesia diperkirakan tetap kuat sejalan dengan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Indonesia yang dipertahankan pada BBB+ dengan outlook stabil oleh Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR).
Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali. JCR juga memperkirakan bahwa utang pemerintah akan menurun secara gradual sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal pemerintah.
Dengan afirmasi rating Indonesia tersebut, pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia. Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.