Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkapalan PT Hasnur Internasional Shipping Tbk. (HAIS) mencatatkan kenaikan laba bersih menjadi Rp157,40 miliar sepanjang 2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, HAIS mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 20,60% menjadi Rp941,90 miliar sepanjang 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp781 miliar.
Pendapatan HAIS ditopang oleh pendapatan dari pihak berelasi dengan jasa pengangkutan sebesar Rp669,82 miliar dan jasa bantuan pemuatan dan pembongkaran sebesar Rp17,76 miliar. Sementara itu perdagangan terhadap pihak ketiga dengan jasa pengangkutan tercatat sebesar Rp249,09 miliar, jasa bantuan bongkar muat sebesar Ro2,09 miliar dan charter sebesar Rp3,14 miliar.
Pihak berelasi yang dimaksud dengan porsi melebihi 10% dari pendapatan total adalah PT Bhumi Rantau Energi dan PT Energi Batubara Lestari.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp683,10 miliar sepanjang 2023. Beban tersebut naik 17,39% dibandingkan dengan beban tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp581,88 miliar.
Alhasil, laba kotor ikut terdongkrak ke Rp258,79 miliar sepanjang 2023 atau naik 29,97% dibandingkan dengan laba kotor 2022 sebesar Rp199,11 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp157,40 miliar atau melonjak sebesar 35,71% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp115,98 miliar.
Kemudian liabilitas HAIS tercatat sebesar Ro248,34 miliar atau naik dari posisi 2022 sebesar Rp114, 41 miliar. Rinciannya adalah liabilitas jangka panjang sebesar Rp127,98 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp120,36 miliar.
Adapun total ekuitas HAIS saat ini tercatat sebesar Rp666,13 miliar atau meningkat dari 2022 sebesar Rp539,03 miliar dan total aset melonjak menjadi Rp914,48 miliar dari 2022 sebesar Rp653,44 miliar.
Manajemen mengungkapkan kenaikan aset disebabkan oleh adanya pembelian aset gedung lantai 3 office 8, pengakuan aset hak guna atas perjanjian sewa kapal jangka panjang selama 5 tahun, pembelian aset kapal tugboat dan barge serta adanya renovasi kantor.
Sementara kenaikan liabilitas disebabkan adanya fasilitas pendanaan dari Bank Mandiri dan pengakuan liabilitas sewa atas perjanjian sewa kapal jangka panjang 5 tahun.