Bisnis.com, JAKARTA -- Investor asing terpantau memburu saham-saham big caps seperti BBCA, BBRI dan ASII dalam sepekan terakhir ketika IHSG mengalami pecah rekor hingga ke 7.454.
Adapun sektor yang berhasil memikat investor asing dalam periode 11 Maret - 15 Maret adalah sektor perbankan, ritel dan otomotif. Beberapa saham yang diincar misalnya adalah BBCA, BBNI, BMRI dan ASII.
Data perdagangan saham BEI periode tanggal 11 sampai dengan 15 Maret 2024 ditutup bervariasi. Kenaikan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian sebesar 63,45% menjadi Rp17,12 triliun dari Rp10,47 triliun pada penutupan pekan yang lalu.
Peningkatan juga diikuti oleh rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan, yaitu sebesar 2,07% menjadi 1.233 ribu kali transaksi dari 1.208 ribu kali transaksi pada pekan lalu. Adapun kapitalisasi pasar bursa selama sepekan mengalami perubahan 1,19% menjadi Rp11,69 triliun dari Rp11,82 triliun pada penutupan pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami perubahan sebesar 0,73%, menjadi berada pada level 7.328,054 dari 7.381,907 pada penutupan pekan yang lalu. Rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 4,94% menjadi 18,68 miliar lembar saham dari 19,65 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.
Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp1,5 triliun dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp26,11 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau Single Stock Futures (SSF) dalam waktu dekat, sekitar April hingga Mei 2024.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, Single Stock Futures memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham, sehingga investor masih bisa mendulang cuan meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang lesu atau bearish.
“Ini adalah salah satu produk atau instrumen yang bisa digunakan oleh investor untuk bisa mendapatkan keuntungan, baik pada saat market sedang bullish maupun sedang bearish,” kata Jeffrey dalam Seminar Edukasi BEI, Jumat (15/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, ada lima saham yang menjadi underlying dari Single Stock Futures, di antaranya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Astra International Tbk. (ASII), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
“Masing-masing saham tersebut ada 3 periode kontrak, yaitu 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan, sehingga total akan ada 15 seri yang akan diluncurkan," ujarnya.
Menurutnya, seiring dengan Single Stock Futures, BEI memberi kesempatan bagi para investor untuk bisa menerapkan strategi baru dalam bertransaksi saham-saham yang ada di Indeks LQ45 dengan inisial modal yang jauh lebih ringan, serendah-rendahnya 4%.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra menambahkan, dalam Single Stock Futures ada kontrak yang disepakati antara dua belah pihak yang menjual atau membeli suatu saham dengan harga dan jangka waktu tertentu. Kontrak itu terbagi menjadi dua, yakni kontrak beli (long) dan kontrak jual (short).
Penjelasannya, investor “Long” Futures akan mendapatkan keuntungan apabila harga spot naik. Karena investor telah mengunci harga beli (harga matched) yang lebih rendah dibandingkan harga di pasar (harga spot) yang lebih tinggi.
Daftar pembelian saham investor asing pekan ini:
1. BBCA - Rp1 triliun
2. BBRI - Rp599,4 miliar
3. BMRI - Rp396,8 miliar
4. TPIA - Rp355,3 miliar
5. AMRT - Rp309,7 miliar
6. BRIS - Rp280 miliar
7. BBNI - Rp238,3 miliar
8. TLKM - Rp173,9 miliar
9. ASII - Rp173,9 miliar
10. MEDC - Rp169 miliar