Bisnis.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel ketiban berkah atas adanya konsolidasi pemain operator seluler karena penyewaan menara dan serat fiber menebal.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko alias Teddy mengungkapkan selama 2023, perseroan focus menambah portofolio aset di luar Jawa. Menurutnya, hal tersebut selaras dengan rencana bisnis perusahaan operator seluler yang mengincar ekspansi ke luar Jawa untuk memperluas pasar.
“Di saat yang sama, Kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam keseharian bisnis. Strategi ini bukan hanya membuat bisnis model kami semakin efisien, juga meningkatkan loyalitas pelanggan karena kami mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka. Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset dan pengelolaan biaya membuat EBITDA Margin kami semakin baik,” kata Teddy dalam keterangan resmi, Kamis (7/3/2024).
Mitratel, lanjutnya, akan membantu operator selulers ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi. Pasalnya portofolio menara dan fiber MTEL sebanyak 22.237 menara, atau 58% dari total telah berada di luar pulau Jawa.
Oleh sebab itu Teddy optimistis jaringan infrastruktur yang mereka miliki akan memudahkan para operator seluler untuk memperdalam penetrasi pasar dan mengembangkan bisnis.
Lebih lanjut Teddy mengungkapkan konsolidasi di sektor telekomunikasi memberikan dampak positif terhadap industri penunjang, termasuk penyewaan menara dan fiber optic. Dengan begitu, dia menilai industri telekomunikasi yang lebih sehat membuat kinerja keuangan para operator seluler diharapkan akan lebih kuat.
Baca Juga
“Permintaan untuk sewa menara, fiber optic dan layanan penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang,” katanya.
Sejauh ini Mitratel terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 16.588 menjadi 19.395 tenant, atau meningkat 16,9%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 10,4% dari 52.006 menjadi 57.409 tenant. Peningkatan ini berdampak pada tenancy ratio dari 1,47x menjadi 1,51x.
“Kontribusi bisnis di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 12%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 9%,” katanya.
Pada 2023, Mitratel menambah 2.596 menara sehingga saat ini memiliki 38.014 menara, dengan membangun menara baru (organik) dan mengakuisisi hampir 2.000 menara. Dengan kepemilikan sebanyak itu, perseroan terus memantapkan posisinya sebagai raja menara di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.
Berdasarkan laporan keuangannya, MTEL membukukan pendapatan sebesar Rp8,5 triliun pada tahun 2023. Pendapatan ini meningkat 11,20% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp7,72 triliun.
Pendapatan ini didorong oleh pelanggan seperti dari PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel sebesar Rp4,84 triliun, dari PT Indosat Tbk. (ISAT) Rp1,69 triliun, dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sebesar Rp881 miliar.
Sementara itu, berdasarkan jenisnya pendapatan ini diperoleh dari bisnis penyewaan menara atau tower leasing yang menjadi penyumbang terbesar senilai Rp7,14 triliun, atau tumbuh 12,0%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic terus berkembang dengan menghasilkan pemasukan Rp207 miliar.
Mitratel juga mencatatkan penurunan beban operasional Rp4,96 triliun, hanya tumbuh 8,3% atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan yang mencapai 11,2%. Akan tetapi, beban pokok pendapatan MTEL naik menjadi sebesar Rp4,3 triliun, tumbuh 7,46% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp4,07 triliun.
Pada 2023, MTEL pun mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp2,01 triliun. Laba bersih ini meningkat 12,62% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp17,8 triliun.