Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Tersengat Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed

Rupiah dibuka menguat ke level Rp15.667, Kamis (7/3/2024) tersengat pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan penurunan suku bunga acuan.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke level Rp15.667, Kamis (7/3/2024) karena tersengat pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan penurunan suku bunga tahun ini.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 38 poin atau 0,24% menuju level Rp15.667 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,06% menuju posisi 103,3.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas menguat. Won Korea, semisal, menguat 0,44%, diikuti yen Jepang yang mencatatkan penguatan sebesar 0,47% Adapun rupee India naik 0,08%, dan peso Filipina menguat 0,10%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pasar saat ini menunggu kesaksian dari Ketua The Fed Jerome Powell di Capitol Hill pada Rabu (6/3). Hal tersebut berhubungan dengan isyarat lebih lanjut terkait suku bunga AS.

“Powell diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkish dan memberikan sedikit isyarat mengenai penurunan suku bunga, terutama karena inflasi AS masih stagnan,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset harian yang diterima Bisnis.

Menurutnya, beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, bank sentral AS ini tidak terburu-buru untuk memulai pemangkasan suku bunga.

Namun, kendati ada ketidakpastian menjelang pertemuan Powell dalam kongres, sebagian besar pelaku pasar tetap mempertahankan taruhan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Juni mendatang.

Adapun fokus pekan ini juga akan tertuju pada data nonfarm payrolls untuk Februari 2024. Angka ketenagakerjaan AS pada periode tersebut berpotensi mengguncang pasar.

“Para ekonom memperkirakan perekrutan tenaga kerja melambat pada bulan lalu, namun jumlah yang lebih besar dari perkiraan dapat menambah kenaikan dolar tahun ini,” kata Ibrahim.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyatakan bahwa ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 5,15% sepanjang 2024. Proyeksi pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan tahun sebelumnya yakni 5,06%.

Di sisi lain, tantangan pada 2024 masih berasal dari global, semisal perang dagang AS dan China, perlambatan ekonomi China, hingga penurunan harga komoditas di pasar global.

“Selain itu, risiko yang masih membayangi yaitu masih tingginya suku bunga acuan global jika laju inflasi dunia belum turun ke level yang rendah. Risiko yang perlu diwaspadai,” tuturnya.

Menurut Ibrahim, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 yang naik 5,05% menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, pertumbuhan ini lebih rendah sedikit dibandingkan dengan India yang meningkat di atas 6%.

“Pertumbuhan ekonomi yang kuat ini merupakan salah satu daya tarik bagi banyak investor untuk masuk ke Indonesia,” tutur Ibrahim.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengatakan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dengan satu putaran yang telah berlangsung diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi yang optimis tersebut akan didorong oleh ekspor dan juga dari konsumsi dalam negeri, khususnya dikonsumsi tingkat menengah dan atas. Kemudian, dari investasi tidak hanya untuk konstruksi tapi juga non-konstruksi.

Dengan seluruh faktor tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.680 – Rp15.740.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper