Bisnis.com, JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyatakan kerugian pada pos Goodwill hanya akan tercatat sekali akibat hilangnya pengendalian Tokopedia.
Dalam paparan manajemen, GOTO mengakui kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian sebesar Rp80,3 triliun. Pemicu utama angka kerugian ini adalah pembalikan goodwill senilai Rp76,6 triliun yang merupakan beban non-kas dan non-operasional Perseroan.
"Sesuai dengan PSAK 65, Perseroan akan menghentikan pengakuan aset [termasuk goodwill yang diakui di tingkat kosolidasian grup] dan liabilitas Tokopedia dari laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan," tulis materi penjelasan GOTO.
GOTO menyatakan kerugian yang diakibatkan dari kehilangan pengendalian atas PT Tokopedia bersifat one-off event atau hanya sekali tercatat saja. "Ke depannya, transaksi ini akan berdampak positif dan memperkuat kinerja keuangan Perseroan," tulis dokumen GOTO.
Bila dirinci, kerugian terjadi pada pos goodwill. Adapun goodwill merupakan aset tak berwujud yang terkait dengan pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain. Nilai dari nama perusahaan, reputasi merek, basis pelanggan, layanan pelanggan yang baik, hubungan karyawan, dan teknologi merupakan aspek-aspek dari goodwill.
Dengan demikian, pembalikan goodwill ini adalah perlakuan akuntansi berdasarkan standar akuntansi yang berlaku sehingga tidak ada dampak terhadap kas Perseroan dan hal tersebut tidak berhubungan dan tidak mencerminkan kinerja bisnis Perseroan.
Baca Juga
Dalam paparannya Direktur Keuangan GoTo Jacky Lo menegaskan bahwa sepanjang 2023, GoTo telah membukukan perubahan yang signifikan pada operasional profitabilitas dan efisiensi bisnisnya.
“Kami mau menegaskan bahwa berdasarkan informasi kinerja untuk kuartal 3 2023, secara YoY, Perseroan telah menghasilkan total penghematan biaya per tahun untuk beban operasional tetap dan biaya cloud dan IT sebesar Rp 2,5 triliun. Pada kuartal 4 2023, Grup GoTo membukukan positif EBITDA yang disesuaikan, mencapai target profitabilitas penting untuk pertama kalinya,” ujar Jacky Lo.
Dalam paparan public expose, manajemen perseroan menyatakan akan membukukan pendapatan yang konsisten dalam bentuk e-commerce service fee dari Tokopedia. Hal ini menegaskan bahwa Tokopedia akan tetap menjadi mesin pendapatan dari GOTO, meskipun e-commerce ini tak lagi terkonsolidasi dalam keuangan GOTO.
Lebih rinci, GOTO dan Tokopedia telah menyepakati persentase fee berjenjang yang dihitung berdasarkan gross merchandise value pasca kombinasi Tokopedia dan TikTok. Sebagai gambaran, GMV Tokopedia dan Tiktok Shop pada kuartal III-2023 mencapai US$2,9 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Dengan GMV tersebut, GOTO akan mendapatkan e-commerce service fee senilai US$11,4 juta atau sekitar Rp177 miliar untuk kuartal yang sama.
Bila menggunakan ilustrasi tersebut, GOTO berpeluang meraih e-commerce service fee senilai Rp708 miliar per tahun.
Sementara itu, Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra menilai kemitraan antara TikTok dan Tokopedia adalah hal yang positif GOTO. Ada dua hal yang mendasari hal tersebut, yakni kepemilikan saham non dilutif sebesar 24,99% di Tokopedia dan GOTO akan mendapatkan service fee.
"Ini akan mengalir langsung ke EBITDA GOTO, karena biayanya minimal. Sementara itu, TikTok berkomitmen untuk berinvestasi lebih dari US$1,5 miliar untuk mengembangkan Tokopedia, dan mendorongnya menjadi salah satu dari tiga pemain teratas di Indonesia," ujarnya.
Etta juga menyoroti keuntungan bagi GOTO dalam transaksi ini adalah GOTO tetap menjadi mitra utama bagi Tokopedia, sehingga mempercepat pertumbuhan layanan on-demand (ODS) dan financial technology.
-------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.