Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) bakal menggelar public expose untuk memenuhi permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjawab investasi Tiktok di Tokopedia.
Dalam keterbukaan yang diterbitkan, Senin (26/2/2024), Manajemen GOTO menjelaskan ada empat alasan dibalik keputusan Tokopedia berkongsi dengan Tiktok. Pertama, kompetisi di segmen bisnis e-commerce tanah air yang semakin ketat. Kedua, Tiktok dan Tokopedia memiliki keunikan untuk digabungkan sehingga berpotensi menjadi kekuatan besar dalam memenangkan persaingan bisnis.
Ketiga, kolaborasi Tiktok dan Tokopedia dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Keempat, digitalisasi UMKM sebagai tulang punggung ekonomi digital di masa depan akan terakselerasi dengan munculnya New Tokopedia.
Adapun Manajemen GOTO mengakui adanya persaingan ketat dari tiga pemain besar di bisnis e-commerce dengan asupan modal jumbo. Ketiga pemain ini, salah satunya Tiktok, menjadi bagian dari perusahaan multinasional yang rutin mendapat subsidi silang untuk memperbesar pangsa pasar di negeri ini.
Dalam paparannya Manajemen mengilustrasikan kompetitor 1 berwarna orange, diperkirakan memiliki pangsa pasar sebesar 40% dan nilai Gross Merchandise Value (GMV) nya tumbuh 5% pada tahun lalu. Perusahaan ini pernah membalikkan situasi dari laba EBITDA US$ 150 juta menjadi rugi EBITDA US$350 hanya dalam 1 kuartal. Artinya, mereka menggelontorkan nyaris US$500 juta untuk menggenjot pertumbuhan. “Grup ini memiliki bisnis hiburan digital yang labanya siap digunakan untuk subsidi bisnis e-commerce,” tulis GOTO dalam materi presentasinya.
Sementara kompetitor 2, diberi warna biru muda, memiliki pangsa pasar sebesar 10%. Perusahaan ini terpantau menerima suntikan modal dari induk usahanya hingga US$3,4 miliar dalam 18 bulan terakhir. “Induk usahanya membukukan EBITDA US$ 25 miliar dan memiliki kas hingga US$33 miliar,” tulis GOTO.
Baca Juga
Pada materi presentasinya, GOTO memang tidak menyebutkan nama kompetitor yang dimaksud. Akan tetapi, dari ciri cirinya, bisa dipastikan kompetitor 1 adalah Shopee yang menjadi bagian dari Sea Limited dan kompetitor 2 adalah Lazada, e-commerce besutan Alibaba.
Adapun Tiktok merupakan pendatang baru dengan tingkat pertumbuhan yang eksponensial. Salah satu kekuatan Tiktok terletak pada pengguna aktif bulanan yang mencapai 125 juta users. Dari sisi keuangan juga sangat kuat. Induk usahanya membukukan pendapatan lebih dari US$ 85 miliar, EBITDA positif US$ 25 miliar dan memiliki kas US$51 miliar pada kuartal II-2023.
Sementara itu, nilai transaksi dari penempatan modal Tiktok di Tokopedia mencapai Rp34 triliun, termasuk pembelian saham dan modal kerja. Dari transaksi ini, Tiktok menggenggam 75% saham dan menjadi pengendali Tokopedia.
Adapun GOTO, meski hanya menggenggam 25%, akan mendapatkan pendapatan berulang berupa manajemen fee dari seluruh transaksi dalam platform. Selain itu, GOTO juga terhindar dari efek dilusi jika dikemudian hari Tiktok kembali melakukan injeksi modal.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) GOTO Patrick Walujo menuturkan transaksi kerja sama dengan TikTok ini merupakan langkah yang besar bagi Grup GOTO.
Patrick sebelumnya juga menuturkan GOTO telah melakukan perubahan mendasar dalam cara mereka melakukan bisnis. Dari perspektif keuangan, Patrick dengan percaya diri menyebut kinerja GOTO berada dalam posisi terbaik sepanjang masa.
"Saya akan mengatakan kinerja kami berada dalam posisi terbaik sepanjang masa dan saya tersenyum. Saya tidak memiliki kekhawatiran," kata Patrick belum lama ini.
Senada dengan yang diungkapkan Patrick, melalui siaran resminya GOTO menyampaikan mencatatkan kinerja solid pada akhir 2023, sehingga GOTO mampu mencapai EBITDA yang disesuaikan positif di kuartal IV/2023.
Manajemen GOTO juga menyebut perseroan melampaui panduan kinerja EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2023. Meski demikian, kinerja GOTO ini akan diumumkan pada bulan Maret mendatang.
"Setelah berhasil mencapai EBITDA positif di kuartal IV/2023, kami akan mengakselerasi pertumbuhan kami, salah satunya melalui dukungan dan kerja sama dengan ekosistem mitra bisnis GOTO," ujar Patrick.