Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas memprediksi mata uang rupiah berada di level Rp14.535 per dolar AS pada 2024 jika kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia benar-benar dilonggarkan tahun ini.
Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengatakan Mirae Asset memprediksi rupiah akan berada di posisi Rp14.535 per dolar AS hingga akhir tahun. Pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga.
“Untuk The Fed dan BI, diperkirakan akan mungkin menurunkan suku bunga pada Mei, mungkin akan dilanjutkan pada Juni. Setelah itu overall kita lihat ada potensi penurunan [suku bunga The Fed] ke 4,5%,” kata Rully kepada Bisnis, Selasa (20/2/2024).
Menurut Rully, rupiah yang pernah ke level Rp15.800 dan bergerak ke posisi Rp15.300 di akhir tahun 2023 diakibatkan adanya tarik ulur atau maju mundur dari ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Kemudian, Rully juga memprediksi BI menurunkan target inflasi pada tahun 2024 dan 2025 menjadi 2,5 bps dan 1 bps untuk kedua tahun tersebut. Hal itu didasari oleh perkirakan BI pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar antara 4.7-5.5 pada tahun 2024 dan 4.8-5.6 pada tahun 2025.
“Sempat ke Rp15.300 itu karena ekspektasi bahwa akan turun di Maret. Menurut kami memang Maret terlalu cepat. Sehingga ini yang mundur lagi-mundur lagi menyebabkan rupiahnya juga melemah,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg rupiah ditutup turun 0,19% atau 29 poin ke posisi Rp15.660 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (20/2/2024). Sementara itu, indeks dolar terpantau naik 0,08% ke posisi 104,26.
Pada Februari 2024, Rully menambahkan tanda-tanda tidak adanya perlambatan ekonomi AS telah membuat indeks dolar melonjak dari level 102 menjadi 103.
Harapan pemotongan suku bunga The Fed Maret memburuk dalam beberapa hari terakhir. Secara mengejutkan, rupiah menguat dan menjadi salah satu mata uang yang paling baik performanya terhadap dolar AS.