Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimitis kinerja pasar modal akan tetap moncer setelah gelaran Pemilu 2024. Seiring dengan hal itu, OJK menargetkan nilai penggalangan dana sepanjang 2024 sekitar Rp175 triliun hingga Rp200 triliun
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, jika berkaca kepada data historis Pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten mengalami penguatan.
"Kami cukup optimis kalau dilihat dari historis data Pemilu sebelum-sebelumnya itu justru malah mendongkrak IHSG," ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Selasa (20/2/2024).
Misalnya, dia mencontohkan IHSG pada Kamis (15/2/2024) atau sehari setelah Pilpres 2024 mengalami kenaikan 1,30% secara harian ke posisi 7.303,28. Di lain sisi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terkoreksi tipis 0,04% secara harian.
Kendati demikian, menurutnya optimisme OJK terkait kinerja pasar modal setelah Pemilu juga perlu didasari oleh kondisi pasar global seiring dengan tensi geopolitik yang berisiko melambatkan ekonomi global.
"Tentunya optimisme tersebut juga kami harus lihat kondisi pasar global. Pengan pelemahan global dan juga tensi geopolitik, kami harus mengkalkulasi terhadap target 2024," jelasnya.
Baca Juga
Inarno mengatakan, pasar saham Indonesia hingga Jumat (16/2/2024) masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global, dengan IHSG menguat 0,86% secara year-to-date (ytd) ke level 7.335,55, serta membukukan net buy sebesar Rp20,05 triliun ytd.
Sebelumnya, IHSG juga sempat menyentuh rekor tertinggi atau all time high di level 7.403,08 pada 5 Januari 2024. Beberapa sektor saham yang masih menguat yaitu sektor kesehatan dan konsumsi primer.
"Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp11.603 triliun atau turun tipis sebesar 0,61% ytd. Sedangkan pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high sebesar Rp11.810 triliun," ujar Inarno.
Di pasar obligasi, indeks ICBI per Jumat (16/2) menguat 0,60% ytd ke level 376,87. Secara ytd per 13 Februari 2024, yield SBN naik rata-rata sebesar 4,73 bps di seluruh tenor dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp3,30 triliun ytd. Untuk pasar obligasi korporasi, investor asing juga tercatat net sell Rp1,59 triliun ytd.
Beralih ke industri reksa dana, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 15 Februari 2024 tercatat sebesar Rp800,30 triliun atau turun -2,96% ytd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp477,28 triliun atau turun -4,82% serta tercatat net redemption sebesar Rp5,29 triliun.
Di lain sisi, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp12,34 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 11 emiten hingga 16 Februari 2024.
Sementara itu, masih terdapat 86 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp50,02 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 59 perusahaan.
"Untuk target tahun 2024, OJK menetapkan target penawaran umum sebesar 200 triliun, dan tadi juga saya jelaskan bahwa tentunya ini didukung dengan pipeline yang ada saat ini," pungkas Inarno.