Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan tumbuh positif pada 2023, termasuk di industri pasar modal.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pada 2023, kinerja sektor jasa keuangan tumbuh positif ditopang oleh struktur permodalan yang kuat, likuditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga. Di segmen pasar modal, penghimpunan dana berhasil melampaui target Rp200 triliun.
"Jumlah emiten baru juga mencetak rekor tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan," tuturnya dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi pada Selasa (20/2/2024).
Adapun, minat berinvestasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor naik lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.
Menurutnya, capaian tersebut diperoleh berkat sinergi kuat antar berbagai pemangku kepentingan.
"Kami pun melihat ruang pertumbuhan Indonesia masih besar. Inisiatif struktural seperti revitalisasi industri, pembukaan peluang berkelanjutan dan pemanfaatan bonus demografi mampu memberikan daya ungkit bagi Indonesia," kata Mahendra.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada 2023 merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Jumlah itu melebihi rekor tertinggi pada 1990 silam sebanyak 66 emiten yang mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO)
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat capaian tren IPO menempati urutan ke-6 di dunia dengan jumlah emiten sebanyak 79 perusahaan hingga Desember 2023.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, posisi Indonesia di urutan ke-6 di bawah Bursa India, Bursa Shenzen, Nasdaq, Shanghai Index, dan Bursa Tokyo.
“Kalau secara jumlah IPO di Indonesia year-to-date untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6% dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” ujar Iman dalam konferensi pers di Gedung BEI pada akhir tahun lalu (29/12/2023).
Sementara itu, dari sisi nilai penggalangan dana, Indonesia menempati urutan ke-9 terbesar di dunia, dengan capaian US$3,6 miliar atau Rp54,14 triliun.
Adapun, peringkat penggalangan dana IPO tiga terbesar di dunia berturut-turut yakni Bursa Shanghai US$27,9 miliar, diikuti Shenzen US$20,4 miliar, dan Nasdaq US$11,6 miliar.
Dibandingkan bursa di wilayah Asean lainnya, Indonesia juga mencatatkan kenaikan paling tinggi dengan pertumbuhan sebesar 9,3% secara year-to-date (ytd). Terpantau bursa Asean yang bertumbuh hanya Bursa Malaysia tumbuh 2,1% ytd, dan Bursa Thailand naik 3,6% ytd.
"Sementara kalau ASEAN hanya Malaysia dan SET atau Stock Exchange of Thailand. Tapi semuanya tumbuh di bawah Indonesia atau IDX yang mencatatkan 9,3%," kata Iman.