Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka naik ke posisi Rp15.585 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (15/2/2024). Penguatan mata uang ini akibat dari respons pasar terhadap hasil Pilpres 2024 atau quick count kemarin yang mengunggulkan Prabowo-Gibran.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka naik 0,12% atau 18 poin ke level Rp15.585 di hadapan dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau ikut hijau 0,01% ke level 104,601.
Sementara itu, mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,25%, dolar Singapura naik 0,06%, won Korea menanjak 0,11%, peso Filipina merangkak 0,16%, yuan China naik 0,04%, dan ringgit Malaysia menguat 0,06%.
Sementara itu, mata uang yang melemah adalah baht Thailand sebesar 0,19%, rupee India turun 0,02% dan dolar Taiwan melemah 0,05%.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah pada perdagangan Kamis (15/2/2024) bakal bergerak secara fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.580 – Rp15.670 per dolar AS.
Ibrahim mengatakan mengatakan Survei Ekspektasi Konsumen bulan Januari, yang dirilis Federal Reserve Bank of New York, menunjukkan inflasi satu dan lima tahun dari sekarang tidak berubah pada angka masing-masing 3% dan 2,5%.
Baca Juga
Sementara itu, proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun dari sekarang turun menjadi 2,4%, dari sebelumnya sebesar 2,6% pada Desember. Angka ini menjadi yang terendah sejak Maret 2020.
Ibrahim menambahkan bahwa menurut jajak pendapat Reuters, para ekonom memperkirakan penjualan ritel untuk bulan Januari akan mengalami penurunan sebesar 0,1%, setelah pada bulan sebelumnya mencatatkan kenaikan sebesar 0,6%.
Menurutnya, data ketenagakerjaan yang kuat pada Februari 2024, sebagian besar telah mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada Maret. Oleh karena itu, pasar melihat pergerakan pada bulan Mei sebagai hal yang lebih mungkin terjadi.
Dari sisi internal, Pilpres 2024 akan memiliki pengaruh pada kondisi ekonomi. Sentimen Pemilu dan Pilpres diperkirakan mewarnai pergerakan pasar keuangan terutama mata uang garuda.
Dia menilai ketatnya persaingan antar calon presiden dan wakil presiden akan sangat mempengaruhi laju pasar keuangan dalam negeri pekan ini. Diperkirakan pasar akan volatil sebelum pemilu dan kemungkinan bergerak menguat atau melemah tajam pada Kamis (15/2) tergantung pada hasil quick count Pilpres.
Hasil tersebut setidaknya menunjukkan apakah Pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran. Pelaksanaan Pilpres satu atau dua putaran ini akan mempengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan.