Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat, Saham GOTO Ditutup Melesat Bareng ASII dan BBRI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,49% ke level 7.192,21 pada perdagangan Selasa (30/1/2024). Saham ASII, BBRI, dan GOTO ditutup naik.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,49% ke level 7.192,21 pada perdagangan Selasa (30/1/2024). Saham berkapitalisasi pasar besar seperti ASII, BBRI, dan GOTO ditutup naik sepanjang perdagangan hari ini.

Berdasarkan data RTI pukul 16.00 WIB, IHSG menguat 35,04 poin dan sempat mencapai level tertinggi 7.213 sepanjang sesi perdagangan. Adapun level terendah IHSG hari ini berada di level 7.133.

Kapitalisasi pasar IHSG naik ke Rp10.440 triliun. Terdapat 253 saham menguat, 276 saham berakhir di zona merah, dan 239 saham stagnan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) menjadi salah satu saham yang paling aktif ditransaksikan hari ini. Saham ASII menguat hingga 3,45% ke level Rp5.100 per saham.

Begitu pula saham-saham bank besar seperti BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI yang juga naik ke zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. Saham BBRI menguat 0,90%, BMRI, menguat 2,7%, BBCA naik 1,05%, dan saham BBNI naik 1,35%.

Saham GOTO juga menguat hingga 11,54% ke level Rp87 pada perdagangan hari ini. Sementara itu, saham AMMN naik 3,42% hari ini. 

Di sisi lain, beberapa saham berkapitalisasi pasar besar mencatatkan penurunan harga saham seperti TLKM turun 0,25%, TPIA turun 0,91%, dan CUAN turun 7,74%. 

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan sentimen global datang dari pasar yang tengah bersiap menyambut keputusan kebijakan moneter The Fed yang diprediksi masih  mempertahankan suku bunganya. 

Namun, pasar akan fokus pada komentar Ketua Fed Jerome Powell, setelah sebelumnya pada Desember tahun lalu diindikasikan The Fed akan beralih ke siklus penurunan suku bunga. 

"Penantian pernyataan tersebut akan memberikan petunjuk mengenai waktu dan kecepatan penurunan kebijakan moneter selanjutnya pada tahun ini," tulis Pilarmas Sekuritas. 

Di sisi lain pasar juga mencermati putusan pengadilan Hongkong yang memerintahkan likuidasi raksasa properti Tiongkok Evergrande. Keputusan ini akan berdampak pada sektor properti di Tiongkok dan juga akan berimbas pada sektor lainnya, salah satunya perusahaan-perusahaan keuangan Tiongkok yang sering kali berinvestasi dalam proyek real estate. 

Dari dalam negeri, pemerintah berupaya melakukan pengendalian inflasi di tahun ini, dengan Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati untuk terus memperkuat sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dalam menjaga inflasi agar tetap dalam kisaran sasaran 2,5% dengan lebih atau kurang 1% pada 2024. 

----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper