Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Sentuh US$38.900, Anjlok 20% dari Rekor Tertinggi

Harga Bitcoin telah menurun lebih dari seperlima sejak awal puncaknya pada Januari 2024.
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.comJAKARTA - Harga Bitcoin merosot lebih dari seperlima sejak awal puncaknya pada Januari 2024, setelah Negeri Paman Sam menyetujui ETF Bitcoin spot, lantaran investor yang membeli dengan harapan persetujuan, kemudian menjualnya setelah konfirmasi dilakukan. 

Mengutip Reuters, Rabu (24/1/2024) mata uang kripto terbesar di dunia tersebut terakhir berada di US$38.900 dari yang sebelumnya berada di kisaran US$49.000, mencatatkan penurunan sebesar 20,6%.

Adapun, harga US$49.000 yang tercapai pada 11 Januari 2024, merupakan level tertinggi dalam tiga tahun, setelah keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menyetujui ETF bitcoin spot.

Menurut analis di Deutsche Bank, hampir US$4 miliar dana telah mengalir ke ETF bitcoin spot baru, khususnya untuk produk yang dioperasikan oleh BlackRock dan Fidelity.

Namun, mereka mengatakan bahwa US$2,8 miliar di antaranya disebabkan oleh aliran keluar dari Grayscale yang kini menjadi ETF, yang sebelumnya mendominasi pasar investasi bitcoin yang diatur.

Kemudian, Deutsche berpendapat bahwa faktor berikutnya yang turut berperan dalam penurunan harga Bitcoin adalah penjualan aset dari bursa kripto yang bakrut, yakni FTX.

Secara terpisah, saham Coinbase, yakni bursa kripto AS yang dominan, mengalami penurunan sekitar 4% dalam perdagangan pre-market pada Selasa (23/1/2024) setelah JPMorgan menurunkan peringkat saham tersebut menjadi underweight, dari yang sebelumnya netral.

Adapun, JPMorgan juga mengatakan bahwa katalisator dalam ETF bitcoin yang telah mendorong ekosistem keluar dari musim dingin akan mengecewakan para pelaku pasar.

Berdasarkan catatan Bisnissebelumnya harga Bitcoin menguat karena meningkatnya antisipasi kemungkinan SEC menyetujui ETF Bitcoin pada bulan-bulan sebelumnya dan meningkat sekitar 70% dari Agustus 2023. 

Menimbang penurunan ini, para pengamat pasar mengatakan bahwa mata uang kripto mengalami kesulitan dalam bersaing dengan saham tradisional, setelah indeks saham acuan S&P 500 mencatat rekor tertinggi pada Senin (22/1).

“Rasanya investor bitcoin sedang mengalami penurunan saat ini karena tolok ukur keuangan tradisional menikmati perjalanan yang lebih mudah untuk mencapai rekor tertinggi,” jelas‍ Co-founder pemberi pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev.

Dia juga berpendapat bahwa dari peristiwa kripto besar sebelumnya, termasuk penawaran umum perdana bursa kripto Coinbase dan peluncuran bitcoin berjangka, juga diikuti oleh kemerosotan harga bitcoin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper