Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin telah menurun ke level terendah selama tujuh minggu dan telah berada di bawah US$40.000 untuk pertama kalinya sejak peluncuran ETF Bitcoin spot pada bulan ini.
Mata uang kripto terbesar tersebut telah menurun 3,98% pada US$39,938, diperdagangkan pada level terendah sejak 4 Desember 2023 setelah pemulihan singkat. Harga Bitcoin menurun ke level terendah sejak tujuh minggu pada Senin (22/1/2024).
Adapun, mata uang kripto terbesar kedua, Ether, telah menurun 6,37% menjadi US$2,328.30
Sebelumnya, harga Bitcoin menguat karena meningkatnya antisipasi kemungkinan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui ETF Bitcoin pada bulan-bulan sebelumnya, yang dapat membuka pintu bagi sejumlah investor baru.
Harga Bitcoin kemudian meningkat sekitar 70% dari bulan Agustus 2023, ketika pengadilan federal memaksa SEC untuk meninjau kembai keputusannya dalam menolak aplikasi ETF Bitcoin dari Grayscale Investments.
Beberapa analis mengatakan bahwa mereka memperkirakan bitcoin pada awalnya akan mengurangi sebagian dari keuntungan tersebut.
Baca Juga
Kemudian, pengamat pasar lainnya pada Senin (22/1) mengatakan bahwa mata uang kripto mengalami kesulitan dalam bersaing dengan saham tradisional, setelah indeks saham acuan S&P 500 mencatat rekor tertinggi baru pada hari Senin (22/1) yang didorong oleh semikonduktor dan saham teknologi lainnya.
“Rasanya investor bitcoin sedang mengalami penurunan saat ini karena tolok ukur keuangan tradisional menikmati perjalanan yang lebih mudah untuk mencapai rekor tertinggi,” jelas satu pendiri pemberi pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/1).
Trenchev mencatat bahwa peristiwa kripto besar sebelumnya, termasuk penawaran umum perdana bursa kripto Coinbase dan peluncuran bitcoin berjangka, juga diikuti oleh kemerosotan harga bitcoin.
Dia juga mengatakan bahwa Bitcoin mendapat tekanan oleh arus keluar dari kepercayaan bitcoin Grayscale Investment, yang diubah menjadi ETF ketika SEC menyetujui produk ETF bitcoin lainnya awal bulan ini.
Coindesk pada Senin (22/1) melaporkan bahwa FTX yang mengalami kebangkrutan pada 2022 telah menjual 22 juta saham senilai hampir US$1 miliar di ETF.
"ETF bitcoin spot berada dalam bahaya bergabung dengan aula kripto yang penuh keburukan," kata Trenchev.