Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham GOTO, BUKA, ANTM & CUAN yang Masuk Notasi Khusus BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyematkan notasi khusus ke saham seperti GOTO, BUKA, ANTM hingga saham milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni CUAN.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyematkan notasi khusus terhadap beberapa saham seperti GOTO, BUKA, ANTM hingga saham milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni CUAN.

Adapun, notasi khusus merupakan fitur yang dikeluarkan BEI pada akhir Desember 2018, fitur ini dibuat sebagai salah satu cara cepat untuk melihat kondisi emiten. Hingga saat ini, total terdapat 200 emiten yang mendapatkan special notation dari otoritas Bursa. 

Misalnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang mendapatkan notasi K. Artinya, GOTO merupakan emiten yang menerapkan saham dengan hak suara multipel dan tercatat di Papan Ekonomi Baru. Sedangkan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) disematkan notasi I yang berarti perusahaan tidak menerapkan saham dengan hak suara multipel.

Selanjutnya, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mendapatkan notasi M, artinya ANTM tengah menghadapi permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Untuk menghadapi permohonan PKPU tersebut, Antam telah melakukan upaya dengan menyusun langkah-langkah hukum yang terintegrasi dan strategis, dengan menunjuk tim kuasa hukum gabungan.

Sebagai pengingat, pada Desember 2023, pengusaha asal Surabaya, Budi Said mengajukan gugatan PKPU terhadap ANTM ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena tak kunjung menyerahkan emas 1,1 ton atau sekitar Rp1,1 triliun.

Sementara itu, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) milik Prajogo Pangestu mendapatkan notasi X karena masuk ke Papan Pemantauan Khusus BEI. Adapun, suspensi saham CUAN baru saja dibuka oleh BEI pada Selasa, (16/1/2024) dan sahamnya langsung ambles ARB selama dua hari beruntun dan parkir di level Rp10.900 pada hari ini.

Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas, Changkun Shin mengatakan, emiten-emiten tersebut memiliki notasi yang berbeda makna. Misalnya, untuk GOTO dan BUKA bukan notasi yang negatif karena hanya sebagai penunjuk papan ekonomi baru dan akan mempermudah identifikasi oleh investor. 

"Sedangkan untuk saham CUAN, selepas suspensi dibuka, harga saham mengalami ARB sehingga kami melihat ini merupakan aksi dari investor yang profit taking setelah cukup lama tersuspen, sehingga akan terlepas notasi ini jika pasar sudah cenderung stabil," ujarnya kepada Bisnis, pada Rabu, (17/1/2024).

Selanjutnya, untuk saham ANTM, menurutnya dengan adanya pengajuan PKPU, akan ada dampak psikologis investor terhadap saham tersebut dan berpotensi berdampak pada harga saham karena investor akan mengkalkulasi kembali investasi pada saham ANTM.

Alhasil, Kiwoom Sekuritas menyematkan rekomendasi buy untuk saham ANTM dengan target harga Rp1.970. GOTO dan BUKA mendapatkan rekomendasi netral dengan target masing-masing Rp87 dan Rp229 per saham. Sedangkan saham CUAN tidak direkomendasikan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, notasi khusus tidak perlu menjadikan suatu hal yang dikhawatirkan oleh para pelaku investor. Sebab, ini hanya bersifat memberikan informasi kepada investor dan bisa menjadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi.

"Apalagi kalau misalnya jika untuk GOTO dan BUKA bisa mencatatkan kinerja yang profitable, Antam pun juga bisa mempertahankan kinerja yang profitable pula, misalnya dari sisi bottom line," ujar Nafan kepada Bisnis, Rabu, (17/1/2024).

Alhasil, Nafan menyematkan rekomendasi akumulasi beli untuk saham GOTO dengan target terdekat di Rp97 dan BUKA dengan target Rp218. Saham ANTM juga direkomendasikan akumulasi beli, dengan target harga Rp1.800.

"Sedangkan saham CUAN tidak direkomendasikan ya, mengingat telah beberapa kali terjadi ARB," pungkas Nafan.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper