Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Samudera Indonesia (SMDR) Bersiap Naikkan Tarif akibat Konflik Laut Merah

PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) berpotensi menaikkan harga sewa seiring eskalasi konflik Gaza-Israel ke wilayah Laut Merah.
Artha Adventy,Rizqi Rajendra
Artha Adventy & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Selasa, 16 Januari 2024 | 15:33
Armada PT Samudera Indonesia Tbk./samudera.id
Armada PT Samudera Indonesia Tbk./samudera.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) berpotensi menaikkan harga sewa seiring eskalasi konflik Gaza-Israel ke wilayah Laut Merah

Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia mengatakan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang berpengaruh ke rute pelayaran memiliki potensi dampak positif bagi SMDR. Pasalnya, kapal-kapal yang melakukan mitigasi rute dapat meningkatkan biaya pengapalan (freight rate). 

“Freight rate dapat terdorong ke atas, artinya harga menjadi naik dan kenaikan ini bisa mempengaruhi semua service pelayaran,” kata Bani kepada Bisnis, dikutip Selasa (16/1/2024). 

Bani menjelaskan lebih lanjut bahwa SMDR tidak melayani atau menyediakan kapal dengan rute ke Israel, namun kenaikan freight rate ikut berdampak positif bagi kinerja. Menurut Bani, mitigasi rute akan ikut berdampak pada biaya dan kondisi permintaan dan kesediaan kapal di dunia. 

“Oleh karena itu, bagi perusahaan pelayaran seperti kami yang tidak melayani Israel dan rute Israel, namun tetap mendapat dampak kenaikan freight rate, kondisi ini potentially favorable,” jelasnya. 

SMDR juga menambah service baru yang menyambungkan Timur Tengah dengan Asia Tenggara, service ini kata Bani berpotensi memberikan hasil yang lebih baik karena kondisi yang terjadi di Laut Merah. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana pun menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham SMDR dan ELPI. Hal itu seiring dengan ekskalasi konflik di Laut Merah,

"Rekomendasi trading buy untuk SMDR dengan target harga Rp394-Rp406 per saham, dan saham ELPI dengan target harga Rp292-Rp300 per saham," ujar Herditya kepada Bisnis, Senin, (15/1/2024).

Perlu diketahui, konflik Laut Merah berpotensi menaikkan biaya kapal (freight reight) serta berpotensi memberikan keuntungan emiten dengan jalur dan rute internasional. Pemicu konfliknya yaitu Amerika Serikat (AS) dan Inggris menggempur Yaman dengan alasan meredam serangan Kelompok Houthi yang belakangan memborbardir kapal di Laut Merah.

Namun, konflik Laut Merah dapat memicu biaya logistik yang mahal karena angkutan logistik lebih memilih untuk berputar melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan ketimbang melewati Terusan Suez, Mesir. Alhasil, biaya dan waktu pengiriman bertambah.

---------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper