Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.550, Dolar AS Juga Lesu

Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.550 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (12/1/2024). Indeks dolar AS juga terpantau kurang tenaga sore ini.
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.550 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (12/1/2024). Pasar dipengaruhi oleh sentimen inflasi AS dan beberapa data ekonomi Tiongkok

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah tipis 0,01% atau 1,4 poin ke level Rp15.550 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,01% ke lecel 102,020. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,20%, dolar Singapura naik 0,07%, peso Filipina menguat 0,12%, rupee India menguat 0,15%, yuan China menguat 0,08%, dan bath Thailand naik 0,09%. 

Sementara itu, mata uang yang melemah adalah dolar Hong Kong melemah 0,01%, won Korea melemah 0,07%, dan ringgit Malaysia turun 0,05%. 

Direktur Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan inflasi CPI AS tumbuh sedikit lebih besar dari perkiraan pada bulan Desember, ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan dorongan yang lebih kecil bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga lebih awal. 

Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70,2% untuk pemotongan sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, naik dari peluang 64,7% yang terlihat sehari yang lalu. 

Ibrahim menjelaskan data ekonomi Tiongkok menunjukkan beberapa perkembangan positif Data inflasi dan perdagangan Tiongkok mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia pada bulan Desember. Inflasi CPI meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan. 

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat indeks penjualan riil atau IPR per Desember 2023 sebesar 217,9. Angka ini tumbuh 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 diperkirakan tetap kuat. Secara bulanan, penjualan eceran juga diperkirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen (month to month/mtm).

Sedangkan, kinerja seluruh kelompok diperkirakan meningkat, terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Sementara dari sisi harga, indeks ekspektasi harga umum (IEH) pada Februari dan Mei 2024 masing-masing sebesar 129,3 dan 132,4. Angka ini lebih rendah daripada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 133,1 dan 137,8. 

Pada perdagangan Senin depan, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp15.530- Rp15.590 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper