Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat di Tengah Anjloknya Pasokan AS dan Konflik Timur Tengah

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2024 menguat 0,64% atau 0,46 poin ke level US$72.70 per barel.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah menguat di tengah tanda-tanda stok minyak mentah AS terus mengalami penurunan dan serangan terhadap kapal di Laut Merah yang semakin banyak, sehingga meningkatkan risiko pasokan di Timur Tengah. 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (10/1/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Februari 2024 menguat 0,57% atau 0,41 poin ke level US$72.65 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Maret 2024 menguat 0,49% atau 0,38 poin ke posisi US$77,97 per barel.

Minyak mentah WTI telah mendekati US$73 per barel dan Brent yang menuju US$78 per barel. American Petroleum Institute juga mengatakan persediaan nasional turun 5,2 juta barel pada pekan lalu, dengan tingkat persediaan di Cushing juga turun. 

Sementara itu, Badan Informasi Energi (EIA) memperkirakan defisit pasokan global akan berkurang. 

Harga minyak mentah telah berfluktuasi sejak awal 2024, dengan naik dan turun pada hari-hari yang berbeda seiring para pedagang mencoba untuk mengukur prospek untuk kuartal mendatang. 

Houthi telah melancarkan serangan lebih lanjut terhadap kapal dagang di Laut Merah, meskipun tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan. Insiden-insiden ini terus berlanjut meskipun pasukan maritim pimpinan AS telah dikerahkan. Hal ini juga dipandang sebagai dampak perang Israel-Hamas. 

Pasar juga telah didukung oleh pengurangan pasokan OPEC+, ketegangan Timur Tengah termasuk Laut Merah dan pemadaman listrik di Libya. Namun, penurunan harga resmi yang signifikan oleh Arab Saudi menunjukan adanya kelemahan mendasar. 

“Pertemuan berbagai faktor seputar perkembangan di Timur Tengah, prospek pasokan yang bertentangan, dan pertumbuhan global yang lambat telah mendorong semakin besarnya keragu-raguan dalam harga,” jelas ahli strategi pasar di IG Asia Pte, Yeap Jun Rong.

Timespread minyak mentah yang diawasi secara luas menunjukan pasar jangka pendek yang sedikit lebih kuat, dengan kesenjangan antara dua kontrak Brent terdekat di 36 sen per barel dalam struktur backwardated yang bullish, dibandingkan dengan 11 sen dalam posisi backwardation seminggu yang lalu. 

Minyak mentah Brent mengalami kenaikan hampir 2% pada hari Selasa (9/1) setelah EIA menyatakan dalam prospek bulanan bahwa permintaan minyak dunia akan melampaui pasokan sebanyak 120.000 barel per hari (bph) pada 2024. Stok minyak mentah AS secara keseluruhan menyusut sebesar 4,1% pada Desember 2023, penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper