Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Kamis (4/1/2024) waktu setempat lantaran meningkatnya stok bensin Amerika Serikat. Hal ini menandakan lemahnya permintaan sehingga mengurangi dampak gangguan produksi di Libya.
Harga minyak mentah Brent turun 66 sen, atau 0,8% menjadi US$77,59, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 51 sen, atau 0,7% menjadi US$72,19 pada akhir perdagangan Kamis.
Para pedagang mempertimbangkan faktor meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terhadap data yang menunjukkan persediaan bensin AS membengkak paling besar sejak tiga dekade terakhir dan menyiratkan permintaan turun ke titik terendah tahunan.
Pasokan minyak mentah memiliki gambaran yang lebih beragam, dengan persediaan di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, meningkat ke level tertinggi sejak Juli sementara total stok AS turun.
Harga minyak mentah menguat sebanyak 1,8% di awal sesi karena pengunjuk rasa di Libya menutup produksi pada sejumlah ladang minyak. Gangguan di ladang Sharara dan El-Feel mungkin mengurangi lebih dari 300.000 barel per hari dari pasar.
“Meskipun terjadi penurunan persediaan minyak mentah dalam jumlah besar, penumpukan stok bensin dan sulingan lebih menonjol dan menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar sekali lagi terhenti,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior di BOK Finansial, melansir Bloomberg, Jumat (5/1/2024).
Baca Juga
Namun, lanjut Kissler, kerusuhan di Timur Tengah mengalihkan perhatian dari lemahnya fundamental jangka pendek, sehingga berkontribusi terhadap potensi kenaikan yang lebih besar dibandingkan risiko penurunan.
Di Laut Merah, militan Houthi mengaku telah menyerang kapal dagang lain pada pekan ini. Sementara itu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Iran yang menewaskan hampir 100 orang saat berpartisipasi dalam upacara memperingati kematian seorang jenderal dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 2020.
Fokus baru pada geopolitik, baik di Timur Tengah dan Libya, menunjukkan potensi untuk memperkenalkan kembali nilai konflik minyak. Harga minyak mentah turun sekitar seperlima pada kuartal sebelumnya karena peningkatan produksi dari sumber-sumber non-OPEC+, termasuk AS, mengancam akan melampaui permintaan.