Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha emiten batu bara PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP), yaitu PT Malinau Hijau Lestari meraih pinjaman jumbo dari PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) sebesar US$51,24 juta, atau sekitar Rp793,73 miliar (kurs jisdor Rp15.489 per dolar AS).
Secara terperinci, besaran pinjaman dan jumlah pokok yang dikucurkan oleh NISP untuk entitas MBAP tersebut sebesar US$49,74 juta, sedangkan transaksi derivatif (FX) sebesar US$1,5 juta.
Corporate Secretary MBAP Chandra menjelaskan, pinjaman itu akan digunakan untuk diversifikasi bisnis perseroan ke sektor non-batu bara, yakni pembangunan pabrik pelet kayu (wood pellet) oleh PT Malinau Hijau Lestari (MHL).
"Sejalan dengan rencana diversifikasi MBAP melalui salah satu anak usahanya, PT MHL berencana untuk membangun pabrik pelet kayu di Malinau, Kalimantan Utara," ujar Chandra dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Minggu, (24/12/2023).
Nantinya, PT MHL akan menggunakan fasilitas pinjaman dari NISP itu untuk membeli mesin-mesin dan peralatan dari vendor untuk pembangunan pabrik pelet kayu.
PT MHL merupakan salah satu anak usaha MBAP melalui PT Mitra Malinau Energi dengan kepemilikan saham sebesar 99,99%.
Baca Juga
Menilik kinerja keuangannya, MBAP membukukan pendapatan sebesar US$167,98 juta atau sekitar Rp2,6 triliun per kuartal III/2023. Pendapatan itu turun -54,11% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$366,06 juta.
Perseroan hanya memiliki satu segmen operasi, yakni penambangan, jasa penambangan, dan perdagangan batu bara. Namun, secara geografis, penjualan di Korea Selatan mendominasi sebesar US$45,19 juta, disusul Indonesia US$37,37 juta, China US$26,27 juta, hingga Polandia sebesar US$5,2 juta.
Sementara itu, beban pokok pendapatan terpangkas menjadi US$122,14 juta, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$131,53 juta.
Alhasil, laba bersih MBAP merosot 84,84% yoy menjadi US$24,6 juta atau sekitar Rp381,03 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$162,36 juta.