Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Lesu Rp15.511, Yen Jepang Balik Arah Gilas Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 0,03% atau 5 poin ke Rp15.511 per dolar AS.
Potret wajah Mantan Presiden Sukarno dalam uang lembar Rp100.000 yang berjejer. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret wajah Mantan Presiden Sukarno dalam uang lembar Rp100.000 yang berjejer. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah tipis pada perdagangan hari ini, saat mayoritas mata uang utama di Asia menguat terutama yen Jepang.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (20/12/2023) pada 15.28 WIB, rupiah ditutup melemah 0,03% atau 5 poin ke Rp15.511 per dolar AS, sementara indeks dolar AS menguat 0,07% atau 0,07 poin ke 102,24.

Di sisi lain, yen Jepang berhasil rebound 0,23%, dolar Taiwan menguat 0,26%, won Korea Selatan naik 0,66%, ringgit Malaysia melejit 0,45%, sedangkan dolar Singapura dan Hong Kong masing-masing melemah 0,07%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari sentimen eksternal pelaku pasar masih menimbang sinyal Bank Sentral Federal Reserve yang mengisyaratkan telah selesai menaikkan suku bunga dan akan menurunkan suku bunga pada tahun 2024.

Goldman Sachs memperkirakan akan ada lima pemotongan suku bunga The Fed pada 2024, dengan sebagian besar pemotongan tersebut berpotensi dilakukan pada paruh pertama tahun ini.

Pasar berjangka AS menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 67% untuk penurunan 25 basis poin pada Maret 2024. Bank sentral juga diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada April dan Mei tahun depan.

“Namun para pejabat Fed memperingatkan bahwa ekonomi masih berisiko, terutama jika inflasi tetap kaku dan memerlukan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari The Fed,” kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (20/11/2023).

Pelaku pasar, lanjut Ibrahim, sebagian besar mengabaikan peringatan dari pejabat Fed bahwa antusiasme terhadap penurunan suku bunga awal terlalu dilebih-lebihkan. Antusiasme ini tercermin pada penurunan berkelanjutan dalam dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah yang menunjukkan semakin besarnya keyakinan bahwa suku bunga dapat mulai turun pada Maret 2024.

Adapun di Asia, Bank Rakyat China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah pada rekor terendah. Meskipun langkah ini sudah diperkirakan secara luas, hal ini menyoroti betapa kecilnya ruang gerak yang dimiliki PBOC untuk menjaga kebijakan tetap longgar dan mendukung pemulihan ekonomi di Tiongkok.

Lebih lanjut, dari sentimen internal, Ibrahim mengatakan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) diproyeksikan akan meningkat cukup tinggi pada pesta demokrasi 2024.

Selama empat bulan sebelum pemilu dan satu bulan setelah pemilu, tren M2 sejak Pemilu 2004 selalu meningkat. Sebelumnya, pada pemilu 2014 mencapai Rp165,5 triliun, dan pasar 2019 mencapai Rp189,7 triliun

Jika ditelusuri lebih jauh lagi, M2 dalam pemilu 2004 meningkat Rp14,8 triliun. Sementara pada pemilu 2009, M2 meningkat Rp82,7 triliun.

“Artinya, bila sesuai dengan proyeksi, uang beredar pada pemilu 2024 akan naik lebih tinggi dari sebelumnya, akan tembus setidaknya di angka Rp219,7 triliun,” kata Ibrahim.

Untuk itu, kata Ibrahim, peredaran uang yang semakin tumbuh dapat mendorong aktivitas masyarakat untuk belanja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Saat ini, Indonesia menghadapi the longest and the largest election, diharapkan uang beredar lebih tinggi lagi, ini political driven untuk konsumsi, sehingga akan perpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2023 bisa di atas 5 persen,” ujarnya.

Melihat data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2023 atau empat bulan sebelum Pemilu 2024, posisi M2 pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun atau tumbuh 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0% yoy. Utamanya, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,8% yoy.

Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan cenderung fluktuatif namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp15.490- Rp15.550 per dolar AS untuk perdagangan besok, Kamis (21/12/2023). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper