Bisnis.com, JAKARTA – Emiten investasi Grup Lippo PT Multipolar Tbk. (MLPL) atau MPC meraih fasilitas pinjaman sindikasi dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) senilai Rp1,1 Triliun.
Sekretaris Perusahaan Multipolar Natalie Lie mengatakan perseroan telah menandatangani perjanjian pinjaman sidikasi tersebut pada 14 Desember 2023, dengan nilai pinjaman senilai Rp,1,1 triliun dengan jangka waktu 5 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
"Tujuan pemijaman tersebut adalah untuk pelunasan utang finasial MLPL yang timbul dari fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank BNI (BBNI) berdasarkan perjanjian kredit No: 39 tertanggal 29 Maret 2023," kata Nalie dalam keterbukaan infromasi, dikutip Selasa (19/12/2023).
Pelunasan utang finansial tersebut, lanjut Natalie, akan memperkuat kondisi keuangan Multipolar dengan penuurunan utang jangka panjang perseroan.
Sebagai infromasi, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2023, berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp110,45 miliar pada semester I/2023. Laba bersih ini naik 40,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp78,52 miliar.
Adapun, penjualan neto MLPL tercatat senilai Rp5,52 triliun hingga 6 bulan pertama tahun 2023. Penjualan ini turun 1,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,61 triliun.
Baca Juga
Penjualan MLPL ini sebagian besar dilakukan kepada pihak ketiga, yakni senilai Rp5,40 triliun atau naik 9,76 persen. Sementara itu, penjualan ke pihak berelasi adalah sebesar Rp122,06 miliar atau ambles 82,22 persen.
Melemahnya penjualan MLPL ini diikuti oleh turunnya beban pokok penjualan barang dan jasa sebesar 0,21 persen menjadi Rp4,60 triliun sepanjang semester I/2023, dibandingkan dengan Rp4,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, jumlah liabilitas MLPL naik menjadi Rp8,96 triliun per Juni 2023, dari Rp8,48 triliun per 31 Desember 2022. Adapun, jumlah ekuitas MLPL sepanjang Januari-Juni 2023 sebesar Rp4,32 triliun, turun dari akhir 2022 yang sebesar Rp4,59 triliun.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 22,90 persen dari Rp1,38 triliun menjadi Rp1,79 triliun.