Bisnis.com, JAKARTA – Emiten investasi Grup Lippo PT Multipolar Tbk. (MLPL) atau MPC berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih, kendati pendapatan melemah tipis sepanjang semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (15/8/2023), MLPL mencatatkan penjualan neto senilai Rp5,52 triliun pada semester I/2023. Penjualan ini turun 1,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,61 triliun.
MLPL memiliki saham pada emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), dan bisnis teknologi PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT).
Sepanjang semester I/2023, MLPL mencatatkan penjualan eceran dan distribusi sebesar Rp3,72 triliun atau turun 0,29 persen, penjualan teknologi informasi sebesar Rp1,54 triliun atau turun 5,43 persen, dan administrasi saham dan lainnya senilai Rp255,25 miliar atau turun 6,71 persen.
Penjualan MLPL ini sebagian besar dilakukan kepada pihak ketiga, yakni senilai Rp5,40 triliun atau naik 9,76 persen. Sementara itu, penjualan ke pihak berelasi adalah sebesar Rp122,06 miliar atau ambles 82,22 persen.
Melemahnya penjualan MLPL ini diikuti oleh turunnya beban pokok penjualan barang dan jasa sebesar 0,21 persen menjadi Rp4,60 triliun sepanjang semester I/2023, dibandingkan dengan Rp4,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
MLPL masih mencatatkan laba bruto yang turun 7,20 persen menjadi Rp920,28 miliar , dari Rp991,73 secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Alhasil, MLPL mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp110,45 miliar pada semester I/2023. Laba bersih ini naik 40,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp78,52 miliar.
Adapun hingga akhir Desember 2022, MLPL mencatatkan jumlah aset senilai Rp12,84 triliun, turun dibandingkan akhir Desember 2021 sebesar Rp14,76 triliun.
Jumlah liabilitas MLPL naik menjadi Rp8,96 triliun per Juni 2023, dari Rp8,48 triliun per 31 Desember 2022. Sementara itu, jumlah ekuitas MLPL sepanjang Januari-Juni 2023 sebesar Rp4,32 triliun, turun dari akhir 2022 yang sebesar Rp4,59 triliun.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 22,90 persen dari Rp1,38 triliun menjadi Rp1,79 triliun.