Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan SBN Ritel pada 2024 Diprediksi Tembus Rp157,06 Triliun

Penerbitan SBN ritel diprediksi semarak hingga tembus Rp157,06 triliun pada 2024 mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan Keynote Speech dalam acara Bisnis Indonesia - Green Economy Forum 2023, Selasa (6/6/2023)/Bisnis - Annasa Rizki Kamalina
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan Keynote Speech dalam acara Bisnis Indonesia - Green Economy Forum 2023, Selasa (6/6/2023)/Bisnis - Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA - Penggalangan dana melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel diprediksi semarak hingga tembus Rp157,06 triliun pada 2024 mendatang.

Head of Investment Specialist Sinarmas AM Domingus Sinarta Ginting mengatakan, prospek penerbitan SBN Ritelpada 2024 diprediksi sekitar Rp157,06 triliun atau naik 6,5% secara year-on-year (yoy) dibandingkan realisasi penerbitan SBN ritel sepanjang 2023 sebesar Rp147,42 triliun.

"Hal itu dikarenakan pemerintah masih memiliki alokasi dana saldo anggaran lebih [SAL] sebesar Rp51,38 triliun pada RAPBN 2024," ujar Domingus kepada Bisnis, dikutip Senin, (18/12/2023).

Menurutnya, prospek permintaan SBN ritel pada 2024 diperkirakan masih cukup baik mengingat SBN ritel merupakan instrumen yang dianggap aman dan menjanjikan return yang cenderung terukur dibandingkan dengan instrumen yang lain.  

Domingus mengatakan, faktor yang mempengaruhi penerbitan SBN ritel pada 2024 yakni kebijakan pengelolaan utang negara, dinamika pasar keuangan domestik seperti yield obligasi pemerintah acuan 10 tahun, dan spread yield antara obligasi pemerintah Indonesia dengan US Treasury Yield.

Mengacu data Investing, Senin, (18/12/2023), imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun naik 1,54% ke posisi 6,74%. Sementara itu, US Treasury Yield 10 tahun melandai tipis 0,09% ke posisi 3,92%.

Selain itu, lanjutnya, faktor suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve juga memengaruhi penerbitan SBN ritel 2024. Adapun, BI masih menahan suku bunga acuan di level 6%, sedangkan The Fed juga menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%.

Setali tiga uang, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, prospek penerbitan SBN ritel berpotensi masih tumbuh positif pada 2024, didorong oleh pemulihan sentimen risk-on, yang berkaitan dengan suku bunga global. 

Menurutnya, The Fed diperkirakan sudah mulai akan melakukan pemotongan suku bunga pada pertengahan 2024, sehingga berpotensi mendorong penurunan yield obligasi global. Sehingga, hal itu akan mendorong permintaan obligasi domestik, termasuk SBN ritel.

"Sementara itu, dari sisi domestik, peningkatan permintaan akan berasal dari penurunan suku bunga kebijakan BI, yang diperkirakan dimulai pada paruh kedua 2024," ujar Josua kepada Bisnis dikutip Senin, (18/12/2023).

Alhasil, penurunan ini menurutnya kemudian mendorong ekspektasi penurunan suku bunga serta kupon di masa depan, sehingga permintaan para investor terhadap SBN ritel meningkat terutama pada paruh pertama 2024 untuk memaksimalkan return mereka. 

"Sementara itu, kapasitas dari investor ritel juga akan meningkat pada 2024, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih solid, yang kemudian berpotensi mendorong kenaikan disposable income secara umum di masyarakat," pungkas Josua.

Sebagai tambahan informasi, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat total penggalangan dana di SBN ritel dari ketujuh seri tembus Rp147,42 triliun pada 2023 atau naik 37,26% secara year-on-year (yoy) dibandingkan realisasi pada 2022.

Ketujuh seri SBN ritel yang ditawarkan oleh pemerintah sepanjang 2023 yaitu yakni SBR012, SR018, ST010, ORI023, SR019, ORI024, dan ST011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper