Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.606 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu, (13/12/2023). Sejumlah mata uang Asia terpantau bervariasi, sedangkan dolar AS terpantau loyo pada pagi ini usai rilis data inflasi AS.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, mata uang rupiah dibuka menguat 0,09% atau 14,5 poin ke level Rp15.606 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau turun 0,03% ke posisi 103,83.
Adapun, mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi pada perdagangan hari ini. Mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS misalnya yen Jepang naik 0,03% dan dolar Hongkong naik 0,01%.
Sementara itu, mata uang Asia yang lesu terhadap dolar AS misalnya, dolar Singapura melemah 0,07%, dolar Taiwan turun 0,19%, won Korea turun 0,10%, yuan China turun 0,06%, peso Filipina turun 0,25%, dan ringgit Malaysia turun 0,28%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.600- Rp15.660 hari ini. Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi hasil rilis data inflasi AS pada Rabu, (13/12) dinihari WIB.
Indeks Harga Konsumen (CPI)AS pada November 2023 naik 3,1% secara tahunan, sejalan dengan perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters, karena penurunan harga bensin dibayangi oleh kenaikan harga sewa.
Baca Juga
Harga inti, tidak termasuk barang-barang yang bergejolak seperti biaya pangan dan energi, juga sesuai dengan ekspektasi, menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 4%. Pada basis bulan ke bulan, harga konsumen naik 0,1% pada bulan lalu, dibandingkan dengan perkiraan yang tetap tidak berubah.
"Menyusul data inflasi, The Fed akan memutuskan suku bunga untuk terakhir kalinya tahun ini pada Rabu, (13/12).The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, namun pelaku pasar akan mencermati sinyal apapun dari bank sentral mengenai jalur suku bunga pada 2024," ujar Ibrahim dalam riset dikutip Rabu, (13/12/2023).
Selain itu, kata dia, pasar juga mencermati melambatnya pertumbuhan di China. Fokus pasar kini tertuju pada isyarat ekonomi China pada pekan ini, dengan data produksi industri yang akan dirilis pada Jumat, (15/12/2023).
Sedangkan dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada November 2023 meningkat, tecermin dari indeks penjualan riil (IPR) November 2023 sebesar 209,4 atau tumbuh 2,9% secara year on year (yoy).