Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Rebound usai Melemah Tiga Hari Berturut-turut

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,03% atau 0,75 poin ke level US$73,79 per barel pada pukul 17.19 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah rebound setelah mengalami penurunan selama tiga hari karena Arab Saudi menyatakan bahwa pemangkasan baru-baru ini oleh OPEC+ akan dilaksanakan secara penuh dan dapat diperpanjang, 

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (5/12/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 terpantau menguat 1,03% atau 0,75 poin ke level US$73,79 per barel pada pukul 17.19 WIB.

Sementara itu, harga minyak patokan Brent kontrak Februari 2024 terpantau menguat 0,95% atau 0,74 poin ke level US$78,77 per barel.

Minyak mentah WTI telah berada di atas US$73 per barel. Kemudian minyak mentah Brent juga bertahan di atas US$78 setelah turun lebih dari 6% dalam tiga sesi sebelumnya. 

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa pemangkasan yang baru-baru ini diputuskan akan "mengatasi" penumpukan persediaan yang diperkirakan akan terjadi pada kuartal I/2024, dan dapat diperpanjang lebih jauh hingga 2024 jika diperlukan.

Harga minyak mentah telah mengalami tekanan turun sejak pertemuan pekan lalu oleh OPEC+, karena para pedagang masih belum yakin tentang sejauh mana pemangkasan sukarela akan dilaksanakan. 

Para analis telah menyoroti kapasitas cadangan kelompok tersebut yang membengkak, dan mengatakan bahwa para trader perlu melihat bukti dari dampak pemangkasan tersebut.

“[Ada] keraguan akan kepatuhan dalam konteks dinamika internal OPEC yang lebih rapuh," jelas kepala ekonomi dan strategi Asia di Mizuho Bank Ltd., Vishnu Varathan.

Menurutnya, setelah pertemuan tersebut, meningkatnya pasokan non-OPEC, risiko-risiko geopolitik yang lebih rendah, dan dinamika permintaan bergerak ke depan, 

Timespread (rentang waktu) juga telah menurun, sebagai bukti tantangan yang dihadapi OPEC+. Hal ini menunjukan melemahnya kondisi dalam jangka pendek. 

Kesenjangan antara dua bulan terdekat untuk Brent dan WTI saat ini diperdagangkan dalam pola contango bearish, dengan dengan kontrak berjangka yang lebih cepat berada pada posisi lebih rendah terhadap kontrak yang jatuh tempo lebih lambat.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi minggu ini. Rusia adalah anggota penting dari kelompok OPEC+ yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper