Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan nilai penggalangan dana sepanjang 2024 sekitar Rp175 triliun hingga Rp200 triliun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor seperti Pemilihan Umum (Pemilu), pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan pihaknya optimistis namun konservatif memandang 2024 yang merupakan tahun Pemilu dengan menargetkan penghimpunan dana pada level sama seperti 2023.
“Oleh karena itu, dalam menargetkan tahun depan, target kita adalah sama dengan tahun lalu ya, antara Rp175 triliun sampai dengan Rp200 triliun,” kata Inarno dalam Konferensi Pers RDK OJK November, Senin (4/12/2023).
Inarno menjelaskan pandangan OJK ini mempertimbangkan prediksi IMF dan World Bank yang merevisi ke bawah target pertumbuhan ekonomi global. Ditambah pemerintah Indonesia juga memproyeksikan pertumbuhan lebih kecil yaitu 5,2 dibandingkan tahun ini sebesar 5,3.
Sementara itu hingga November 2023 Inarno menjelaskan penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi, mencapai Rp230,59 triliun dengan 74 emiten baru tercatat hingga 30 November 2023.
“Penghimpunan dana per November telah memenuhi target tahun 2023, sementara terdapat 96 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif sebesar Rp41,11 triliun, termasuk rencana IPO oleh 64 perusahaan baru,” jelas Inarno.
Baca Juga
Adapun di dalam pipeline sampai dengan saat ini, Inarno mengklaim 5 di antaranya memiliki nilai indikasi emisi di atas Rp500 miliar. Hal ini disebut indikasi awal untuk ancang-ancang 2024. Meski demikian gambaran ini masih harus melihat kondisi global.
Sementara itu, untuk rata-rata nilai transaksi harian ditargetkan sebesar Rp12,25 triliun per hari. Target ini meningkat dibandingkan target RNTH 2023 yang ditetapkan di level Rp10,75 triliun.
Hingga November 2023, RNTH meningkat menjadi Rp10,54 triliun ytd dibandingkan dengan Rp10,48 triliun pada Oktober 2023
Adapun per 30 November 2023, indeks saham Indonesia (IHSG) mencatatkan kenaikan sebesar 4,87% MTD, mencapai level 7080,74. Pada Oktober 2023, IHSG berada pada level 6.752,21.
Meski demikian, IHSG mencatatkan penurunan net sell investasi non-residen sebesar Rp0,52 triliun mtd dibandingkan dengan Oktober 2023 dengan outflow mencapai Rp8,10 triliun mtd. Beberapa sektor di IHSG juga tetap menguat pada November 2023, terutama sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan.
Secara year to date, IHSG menguat sebesar 3,36%, namun investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp13,86 triliun dibandingkan Oktober 2023 dengan net sell mencapai Rp13,34 triliun ytd.