Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas, PT Janu Putra Sejahtera Tbk. (AYAM) menargetkan dapat mencetak pendapatan hingga Rp450 miliar hingga akhir 2024, setelah resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (30/11/2023).
Direktur Janu Putra Sejahtera, Fadhl Muhammad Firdaus mengatakan target pendapatan dan laba yang dibidik perseroan naik 10% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
"Untuk target tahun depan kami naik 10% ya. Kami tahun ini target pendapatannya sekitar Rp390 miliar. Di tahun depan kami targetkan di Rp440 miliar-Rp450 miliar. Dengan laba sekitar Rp13 miliar-Rp14 miliar," ujar Fadhl ditemui di Gedung BEI Kamis, (30/11/2023).
Terkait rencana ekspansi pada tahun depan, perseroan akan fokus membangun fasilitas hatchery atau fasilitas penetasan telur baru. Kemudian pada 2025 perseroan juga berencana membangun fasilitas kandang ayam pedaging (broiler).
Selanjutnya pada 2026, perseroan juga menargetkan akan membangun fasilitas ayam petelur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kendati demikian, perseroan belum memiliki fasilitas di segmen hulu seperti pabrik pakan, sehingga perseroan masih membuka opsi untuk menggandeng investor strategis baru.
"Ke depannya jika memang dirasa itu menguntungkan perusahaan dan menguntungkan investor juga. Kami akan membuka semua pihak, baik investor lokal atau misal ada asing yang berkenan untuk invest lebih. Kami akan pertimbangkan," ujarnya.
Baca Juga
Adapun, AYAM resmi melantai di BEI dengan melepas sebanyak-banyaknya 800 juta saham dengan nominal Rp25 per saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, dengan harga IPO Rp100 per saham, AYAM meraih dana segar Rp80 miliar.
Saham AYAM terbang 35% atau 35 poin menyentuh auto rejection atas (ARA) pada pencatatan saham perdana hari ini. Sehingga, harga perdana saham perdana AYAM di atas harga penawaran awal yang ditetapkan di Rp100 per saham.
Mengacu prospektus, dana hasil IPO perseroan akan digunakan sekitar Rp40,63 miliar untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta.
Selanjutnya, sekitar Rp15,52 miliar akan digunakan untuk untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Tuksono, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, sekaligus pembangunan fasilitas hatchery atau fasilitas penetasan telur baru.
Kemudian sekitar Rp11,53 miliar dana IPO akan digunakan untuk melunasi seluruh utang usaha perseroan kepada entitas anak, PT Janu Putra Abadi (JPA) yang sahamnya dimiliki 20% oleh perseroan. Sedangkan sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.