Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berupaya mengurangi beban utang melalui jalan menukarkan utang dengan saham perseroan. Kali ini, BNBR menempuh jalan tersebut melalui skema private placement dengan nilai Rp6,36 triliun.
Manajemen BNBR mengatakan perseroan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement melalui penerbitan obligasi wajib konversi dan/atau saham biasa seri E sejak 2018.
Berdasarkan keputusan tersebut, hari ini BNBR menerbitkan hingga 99.527.840.300 saham seri E dengan harga pelaksanaan Rp64 per saham.
“Pelaksanaan penerbitan saham baru dijadwalkan [hari ini] 29 November 2023, dengan tanggal pencatatan saham baru pada 30 November 2023,” kata manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (29/11/2023).
BNBR akan mengumumkan hasil pelaksanaan penerbitan saham baru pada 4 Desember 2023. Setelah private placement, jumlah modal disetor BNBR akan menjadi sebanyak 121.612.324.509 saham, dari sebelumnya 22.084.484.209 saham.
Berdasarkan catatan Bisnis, pada November 2018, BNBR mengumumkan akan mengonversi utang secara bertahap melalui private placement dengan nilai konversi Rp9,38 triliun. Secara total, BNBR menerbitkan hingga 146,63 miliar saham atau setara 92,37% dari modal ditempatkan dan disetor.
Baca Juga
Utang yang dikonversi menjadi saham ialah kepada tiga kreditur, yakni Fountain City Investment Ltd. Sebesar Rp2,91 triliun, Levoca Enterprise Ltd. senilai Rp6,37 triliun, dan Daley Capital Ltd. sejumlah Rp100,39 miliar.
Dari sisi kinerja, BNBR membukukan kenaikan pendapatan sepanjang kuartal III/2023. Hal ini pun membuat perseroan meraup laba bersih selama periode tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, BNBR meraih pendapatan Rp3,07 triliun atau melesat 31,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).
Pendapatan BNBR ditopang segmen infrastruktur dan manufaktur sebesar Rp2,90 triliun atau tumbuh 36,97% YoY, segmen jasa pabrikasi dan konstruksi naik 2,34% YoY menjadi Rp72,03 miliar, sedangkan perdagangan, jasa, dan investasi turun 30,73% YoY ke Rp99,5 miliar.
Pada saat bersamaan, beban pokok pendapatan BNBR mengalami pertumbuhan 29,58 persen YoY menjadi Rp2,46 triliun. Dengan demikian, perseroan meraih laba kotor sebesar Rp613,9 miliar, naik 41,34% YoY sepanjang Januari–September 2023.
Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban, BNBR meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp123,12 miliar naik 0,56% YoY. Adapun laba per saham turun dari Rp5,81 menjadi Rp5,63 per kuartal III/2023.
Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya N. Bakrie menyatakan bahwa kinerja positif perseroan merupakan hasil dari sejumlah proyek strategis yang dijalankan unit-unit bisnis BNBR.
Semisal, PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group yang menyumbangkan pendapatan Rp1,85 triliun, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) Group sebesar Rp890,99 miliar, dan PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) Group mencapai Rp328,27 miliar.
“Kami yakin dan optimis proyek-proyek penting yang kami kembangkan akan memberikan dampak yang kian menggembirakan,” kata Anindya dalam siaran pers.