Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (22/11/2023) waktu setempat. Pelaku pasar optimistis The Fed akan segera mengakhiri era kenaikan suku bunga tinggi.
Reli saham pada November tampak memudar lantaran para investor menunggu pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait arah suku bunga acuan.
Mengutip Reuters, Kamis (23/11/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,53% atau 184,74 poin ke 35.273,03, indeks S&P 500 juga menguat 0,41% atau 18,43 poin ke 4.556,62, dan Nasdaq menanjak 0,46% atau 65,88 poin ke 14.265,86.
Laporan ekonomi mengenai klaim pengangguran dan sentimen konsumen tampaknya menunjukkan perekonomian sedang mengalami pelonggaran namun mungkin tetap cukup kuat untuk menghindari resesi.
Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu.
Risalah pertemuan terakhir Fed pada hari Selasa menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter.
Baca Juga
Namun, saham-saham telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir di tengah pandangan bahwa The Fed mungkin akan mengakhiri kenaikkan suku bunganya.
“Secara keseluruhan anda memiliki latar belakang yang kuat terhadap pasar,” kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.
“Meskipun ada kekhawatiran terhadap perekonomian dan belanja konsumen, yang jelas saat ini perdagangan saham dalam musim yang mungkin paling ramah bagi pasar,” Krosby menambahkan.
Krosby melanjutkan, saham cenderung naik tepat sebelum libur Thanksgiving di AS dan juga reli menjelang akhir tahun. Sebagai informasi, pasar saham AS akan tutup pada hari Kamis (23/11) untuk libur hari Thanksgiving.
Saham-saham besar yang terkait dengan teknologi termasuk di antara saham-saham yang memberikan dorongan terbesar pada S&P 500. Sementara saham sektor jasa komunikasi (.SPLRCL) juga naik 0,9%, memimpin kenaikan S&P 500 di semua sektor kecuali indeks energi (.SPNY), yang turun 0,1%.
Adapun, emiten big caps yang parkir di zona merah antara lain, saham Nvidia (NVDA.O) yang turun 2,5%, sehari setelah perancang chip tersebut memperkirakan pendapatan kuartal keempat secara keseluruhan di atas target Wall Street, namun memperingatkan pembatasan ekspor AS dapat menyebabkan penurunan tajam dalam penjualan di Tiongkok.
Selanjutnya saham Deere & Co (DE.N) juga turun 3,1% setelah pembuat peralatan pertanian tersebut memperkirakan laba tahun 2024 di bawah perkiraan analis.
Volume perdagangan di bursa AS adalah 8,57 miliar lembar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,82 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Saham-saham yang naik melebihi jumlah saham-saham yang turun di NYSE dengan rasio 1,97 banding 1; di Nasdaq, rasio 1,67 banding 1 menguntungkan saham-saham yang menguat.
S&P 500 membukukan 45 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu titik terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 89 titik tertinggi baru dan 104 titik terendah baru.