Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (22/11/2023) waktu setempat. Dengan indeks S&P 500 mengakhiri kenaikan lima hari beruntunnya setelah pejabat The Fed memberikan sinyal terbaru terkait arah suku bunga acuan.
Melansir Reuters, Rabu (22/11/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,18% atau 62,75 poin ke 35.008,29, sementara S&P 500 juga melemah 0,20% atau 9,19 poin ke 4.538,19, dan Nasdaq turun 0,59% atau 84,55 poin ke 14.199,98.
Bursa saham AS tetap melemah setelah risalah pertemuan terbaru Federal Reserve menunjukkan para pejabat setuju untuk mengambil pendekatan hati-hati dalam menaikkan suku bunga AS di masa depan.
Pejabat bank sentral AS juga mengatakan mereka hanya perlu menaikkan suku bunga jika informasi yang masuk menunjukkan kurangnya kemajuan dalam menurunkan inflasi.
"Tidak ada kejutan dari risalah pertemuan The Fed," kata Gene Goldman, kepala investasi di Cetera Investment Management.
Goldman mencatat bahwa The Fed mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi pada 1 November, namun Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers "meremehkan perlunya menaikkan suku bunga lagi. Pasar mengharapkan semacam klarifikasi mengenai ketidakkonsistenan ini."
Baca Juga
Saham-saham yang menguat pada sesi-sesi sebelumnya, sebagian besar dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa The Fed mungkin akan menaikkan suku bunganya.
Namun pada perdagangan terakhir, saham Nvidia (NVDA.O) terpantau merosot dari level tertinggi sepanjang masa. Pembuat chip tersebut dijadwalkan melaporkan hasil kuartalannya setelah bel penutupan.
Indeks semikonduktor (.SOX) juga turun tajam berbarengan dengan indeks ritel S&P 500 (.SPXRT).
Di antara emiten ritel, saham Kohl's Corp (KSS.N) turun setelah meleset dari perkiraan penjualan kuartal ketiga.
Saham emiten ritel lainnya, saham Best Buy (BBY.N) juga tergelincir setelah pengecer elektronik tersebut memperkirakan penurunan lebih tajam dalam penjualan tahunan yang sebanding.
Sementara itu, dari dalam negeri IHSG juga ditutup melemah 0,47% atau 33 poin ke level 6.961. Padahal di awal sesi, indeks komposit sempat kembali ke level 7.010 sebelum akhirnya merosot.
Kapitalisasi pasar IHSG menembus Rp11.018,03 triliun pada penutupan kemarin. Terdapat 225 saham menguat, 297 saham berakhir di zona merah, dan 231 saham stagnan.
Penurunan indeks komposit salah satunya disebabkan oleh penurunan harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). Sebagaimana diketahui, emiten milik Prajogo Pangestu itu kini memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp869 triliun atau kedua terbesar setelah Bank BCA.
Saham BREN turun 7,7% ke level Rp6.275 per unit. Berdasarkan data RTI, investor melakukan strategi HAKI alias hajar kiri pada perdagangan kemarin. Sementara itu, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang mengakui operator memang sedang mengawasi pergerakan saham milik Prajogo Pangestu tersebut.
"Pergerakan saham BREN, kami pantau terus dan sejauh ini sudah dilakukan tindakan pengawasan UMA dan suspensi Cooling Down pada 2 sesi. Tindakan pengawasan selanjutnya akan dilakukan apabila dari hasil pemantauan bursa diperlukan tindakan tersebut," tegasnya.
Penurunan harga saham BREN menjadi seperti efek domino bagi saham-saham berelasi. Misalnya saja saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) yang turun 4,4% ke 6.500, lalu disusul oleh PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 8,77% ke Rp1.040, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) satgnan di level Rp2.890.