Bisnis.com, JAKARTA - DJPPR Kementerian Keuangan menambah lagi kuota pemesanan Sukuk Tabungan seri ST011 menjadi Rp14 triliun, dari sebelumnya Rp13 triliun. Salah satu mitra distribusi ST011 Bareksa mengatakan penjualan ST011 berpotensi menjadi yang tertinggi sepanjang 2023.
Chief Operating Officer Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan, sejauh ini penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel di Bareksa telah melampaui target. Kendati demikian, pihaknya enggan membeberkan berapa angka penjualan ST011 tersebut.
"Sejauh ini, sampai hari ini penjualan SBN kami sudah melampaui target, dan kami optimis penjualan ST011 ini menjadi seri dengan angka penjualan tertinggi sepanjang 2023 di Bareksa," ujar Putu kepada Bisnis, Rabu (22/11/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, penjualan SBN ritel di Bareksa tumbuh lebih besar dibanding aset kelas lain, karena SBN menjadi aset aman investor di tengah fluktuasi ekonomi global. Salah satu strategi Bareksa untuk menjaring investor ritel yaitu dengan mengintegrasikan antar aset untuk mendorong minat pembelian SBN.
Menurutnya, prospek pasar SBN pada 2024 mendatang masih akan cukup baik seiring dengan tingginya minat investor. Hal itu disebabkan naiknya nilai kupon yang didorong kenaikan suku bunga acuan.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) pada RDG BI Oktober 2023 lalu menaikkan suku bunga acuan (BI7DRR) ke level 6%. Di lain sisi, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5% dan masih menunjukkan sikap hati-hati untuk menaikkan suku bunga.
Baca Juga
"Pada 2024 kami perkirakan [penjualan SBN] masih akan tinggi, seiring dengan naiknya nilai kupon ditopang kenaikan benchmark suku bunga acuan," pungkas Putu.
Sebagai informasi, ST011 ini merupakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel terakhir pada tahun 2023 yang diterbitkan oleh DJPPR Kemenkeu dengan masa penawaran mulai 6 November 2023 hingga 6 Desember 2023. ST011 diluncurkan dalam dua seri yakni ST011-T2 tenor dua tahun, dan ST011-T4 tenor empat tahun.
Berdasarkan data salah satu mitra distribusi per Rabu, (22/11/2023) pukul 15.15 WIB, ST011-T2 telah terjual sebesar Rp8,37 triliun atau 88,20% dari target. Karena tingginya minat investor, target pemesanan ST011-T2 dinaikkan menjadi Rp9,5 triliun dari sebelumnya Rp8,5 triliun.
Selanjutnya, Sukuk Tabungan ST011-T4 telah terjual sebanyak Rp3,87 triliun atau 86,19% dari target. Kuota ST011-T4 masih tetap di angka Rp4,5 triliun. Alhasil, penjualan kedua seri ST011 tembus Rp12,25 triliun.
Sukuk Tabungan seri ST011-T2 dengan tenor dua tahun memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,30% per tahun floating with floor, dengan tanggal jatuh tempo pada 10 November 2025.
Sementara itu, ST011-T4 dengan tenor 4 tahun, memiliki imbal hasil (kupon) minimalnya 6,50% per tahun floating with floor. Tanggal jatuh tempo pada 10 November 2027.
Investor dapat membeli kedua seri ST0111 tersebut dengan minimal pemesanan sebesar Rp1 juta, berlaku kelipatan. Maksimal pemesanan ST011-T2 sebesar Rp5 miliar, sedangkan untuk ST011-T4 maksimal pemesanannya Rp10 miliar.