Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu emiten distributor farmasi di Indonesia, PT Millennium Pharmacon International Tbk. (SDPC) mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp2,43 triliun sepanjang sembilan bulan 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, emiten berkode SDPC ini mencatatkan penjualan sebesar Rp2,43 triliun tumbuh 1,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,39 triliun.
Pertumbuhan terutama dikontribusi dari penjualan alat kesehatan yang naik 19,68% menjadi Rp608 miliar dibandingkan dengan Rp508,94 miliar per kuartal III/2022. Kontribusi alat kesehatan terhadap penjualan pun menjadi 21%.
Sementara itu, penjualan obat resep stabil dengan penjualan sebesar Rp1,69 triliun per kuartal III/2023 dan tetap menjadi kontributor sebesar 71%. Adapun, penjualan obat non resep tercatat sebesar Rp140,47 miliar dan berkontribusi 8% terhadap penjualan.
SDPC turut mencatatkan kenaikan tipis 1,4% beban pokok penjualan menjadi Rp2,22 triliun per kuartal III/2023 daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,19 triliun. Distributor Antangin ini turut mencatatkan pendapatan operasi lain yang melompat signifikan sebesar 118 kali lipat menjadi Rp16,75 miliar dari hanya Rp140 juta saja.
Alhasil, laba bruto SDPC pun meningkat 6,43% menjadi Rp215,87 miliar dibandingkan dengan kuartal III/2022 sebesar Rp202,28 miliar. Laba tahun berjalan pun turut terkerek 12,11% menjadi Rp26,73 miliar sepanjang sembilan bulan 2023 lebih tinggi dari sebelumnya Rp23,84 miliar.
Baca Juga
Selain itu, SDPC mencatatkan pertumbuhan aset per 30 September 2023 menjadi Rp1,55 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp1,4 triliun.
Kenaikan tersebut terutama karena adanya peningkatan jumlah aset lancar menjadi Rp1,4 triliun dari Rp1,25 triliun. Adapun, aset tidak lancar naik tipis menjadi Rp144,3 miliar dari Rp142,54 miliar.
Sementara itu, jumlah liabilitas SDPC juga turut meningkat tipis menjadi Rp1,26 triliun dari Rp1,14 triliun. Hal ini karena ada kenaikan jumlah liabilitas jangka pendek yang menjadi Rp1,23 triliun dari sebelumnya Rp1,11 triliun.
Adapun, ekuitas SDPC cukup sehat dengan tumbuh Rp28 miliar menjadi Rp286,99 miliar per sembilan bulan 2023 dari sebesar Rp258,91 miliar pada akhir tahun lalu.
Di sisi lain, SDPC sudah menggelontorkan belanja modal sebesar Rp13,1 miliar per kuartal III/2023, lebih tinggi dibandingkan dengan Rp5,3 miliar sepanjang 2022.
Presiden Direktur Millennium Pharmacon International Ahmad bin Abu Bakar menerangkan tengah berupaya meningkatkan digitalisasi sistem untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas, efisiensi, serta pertumbuhan pendapatan yang baru pada 2023.
Upaya digitalisasi ini melalui proses digital business to business (B2B), order aplikasi, business to consumer(B2C) online ordering, B2B payment.
"Kami mendirikan anak usaha di bidang digital PT Digital Pharma Andalan Indonesia yang mengelola aplikasi OLIN, sistem manajemen apotek all in one. Solusi manajemen inventaris apotek, pont of sales, pembelian langsung ke distributor, termasuk penjualan melalui telemedicine serta pemantauan bisnis," jelasnya dalam paparan publik, Selasa (14/11/2023).
Pada 2023, Millennium Pharmacon International juga berhasil memperluas kapasitas 4 cabangnya di Banda Aceh, Palembang, Bogor, dan Surabaya. Terdapat pula tiga cabang baru yang akan segera diresmikan perseroan yakni di daerah Sumatera, Jawa Barat dan wilayah Indonesia Bagian Timur.
Selain itu, SDPC menambah kerja sama dengan principal baru hingga November 2023 ini. Setidaknya ada 4 principal baru yang menjadi mitra distribusi SDPC yakni Produsen kecantikan, PT Dion Farma Abadi dan PT Pesona Bintang Utama, PT Rama Emerald Multi Sukses yang memproduksi sejumlah obat resep dan non resep termasuk di antaranya brand oralit dan korason dan PT Marketama Indah, yang merupakan bagian dari Enesis Group, yang terus mengembangkan produk dengan inovasi terbaru untuk produkproduk health care & food supplement.
Hingga saat ini, SDPC memiliki satu gudang pusat seluas 13.000 meter persegi, dengan kekuatan distribusi 33 cabang di seluruh Indonesia. SDPC juga melayani berbagai segmen kesehatan dengan termasuk 14.154 apotek, 2.601 RS swasta, 1.294 RS Pemerintah, 651 PBF, 412 supermarket, hingga 395 outlet lainnya.
STRATEGI 2024
SDPC bakal meneruskan ekspansi pada 2024 melalui sejumlah strategi utama. Pertama, fokus pada bisnis saat ini dengan meningkatkan market share dari 15 principal utama. Kedua, membuka cabang baru demi memperluas jaringan distribusi ke seluruh nusantara.
Ketiga, strategi penambahan prinsipal juga dilanjutkan karena dapat meningkatkan penghasilan, produk baru, serta menambah diversifikasi produk. Keempat, melanjutkan inisiatif digitalisasi sistem, pengembangan platform digital untuk menopang operasi dari sisi pemesanan, pembayaran, dan pengiriman. Terakhir, SDPC juga bakal memperkuat infrastruktur bisnis melalui ekspansi ketersediaan kapasitas gudang dan kantor cabang distribusi di kota-kota strategis.
Seiring dengan sejumlah strategi ekspansi tersebut, SDPC menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15% pada 2024. Perseroan juga menargetkan earning per share (EPS) bertumbuh dan dividen payout ratio (DPR) yang naik menjadi 15% dari 2022 yang sebesar 10,42%.